Jawa Pos

Masih Berjaya, tapi Mulai Sulit Cari Atlet Junior

Di Balik Dominasi Jatim pada Cabor Voli Pantai

-

Jatim memang masih mendominas­i cabang olahraga (cabor) voli pantai. Selain

hampir selalu menjadi jawara di tiap kejuaraan, Jatim merupakan provinsi penyumbang pemain voli

pantai terbanyak untuk timnas. Tapi, situasinya kini

mulai berbalik.

AQWAM F. HANIFAN, Sidoarjo

MELIHAT komposisi pemain timnas voli pantai serasa melihat tim puslatda Jatim. Sebut saja nama Rendy Ferdian, M. Asyifak, dan Fahriansya­h. Semua tulang punggung timnas voli pantai itu berasal dari Jatim.

Namun, dominasi tersebut tampaknya tak akan bertahan lama. Sebab, ada gejala perkembang­an voli pantai Jatim mandek, sementara daerah lain mulai berkem- DOMINAN: Atlet voli pantai Nanda Ragilia (tengah) saat berlatih di lapangan voli pantai Gelora Delta Sidoarjo. Sekarang sulit cari bibit unggul. bang. Hal itu diungkapka­n pelatih orang yang tidak tahu bahwa ada kepala voli pantai Jatim Bambang olahraga voli pantai. Orang selalu Eko Suhartawan. beranggapa­n bahwa olahraga itu

”Sekarang susah cari atlet. Susah hanya olahraga masyarakat pesisir sekali cari pemain yang memang beyang selalu hidup dan dekat dengan tul-betul ingin menekuni olahraga pantai. Bukan olahraga yang cocok ini sejak dini,” ucapnya. Salah satu dengan masyarakat perkotaan. penyebabny­a, voli pantai memang ”Voli pantai itu selalu diidentikk­an bukan olahraga populer. Tak sedikit sama orang yang item-item, olahraga yang panas-panasan, yang kotorkotor­an. Memang seperti ini tanggapan masyarakat. Masih negatif memandang olahraga ini,” tutur dia.

Kondisi itulah yang membuat Wawan, sapaan Bambang Eko Suhartawan, selalu kesulitan mencari pemain-pemain muda yang memang berminat bermain voli pantai sejak dini. Dia mengakui, fasilitas lapangan voli pantai yang berpasir amatlah sulit dicari. Berbeda dengan voli indoor yang dengan mudah bisa dimainkan di mana saja. Karena itu, wajar saja gaung voli pantai selalu kalah oleh voli indoor.

Wawan menuturkan, pencarian bakat-bakat muda yang dipolesnya selalu berawal saat dirinya menelusuri klub- klub voli indoor. ”Hampir semua pemain voli pantai di Jatim pasti berawalnya dari voli indoor,” katanya.

Masalahnya, ada perbedaan mendasar aturan permainan antara voli pantai dan voli indoor. ” Voli pantai tentunya lebih me- nguras fisik dan konsentras­i. Perlu adaptasi lagi yang cukup lama jika atlet voli indoor ingin mendalami voli pantai,” bebernya.

Padahal, di tengah minimnya peminat itu, voli pantai membuka peluang besar bagi seseorang untuk menjadi atlet yang besar pula. Untuk mewujudkan impian itu, tentu diperlukan jam terbang yang tinggi. Wawan menuturkan, di voli pantai, peluang para atletnya untuk berkompeti­si di skala internasio­nal lebih besar ketimbang voli indoor.

”Secara logika, memilih voli pantai adalah sebuah keuntungan. Soalnya, event skala internasio­nalnya rutin digelar, bisa hampir dua atau tiga bulan sekali malah. Coba bandingkan hal ini dengan voli indoor,” ungkap dia.

Menurut Wawan, agar animo atletatlet berusia dini terhadap olahraga itu tetap tumbuh, memang dibutuhkan kerja keras para pengurus Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Jatim. (*/c11/ano)

 ??  ??
 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ??
BOY SLAMET/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia