Pilih TC ketimbang Pelatih Asing
SURABAYA – Keinginan KONI Jatim untuk mendatangkan pelatih dayung asal Australia Barat, tampaknya, kurang disetujui cabor yang bersangkutan. Sebab, pelatih lokal merasa belum perlu mendatangkan pelatih dayung asing.
’’Kami masih cukup mumpuni untuk melatih anak-anak. Buktinya, ada tujuh pedayung Jatim yang tembus pelatnas,’’ tutur pelatih puslatda dayung Jatim Sugiyo kemarin (26/2).
Demi mematok target juara umum PON Jabar 2016, KONI Jatim memang berencana mendatangkan pelatih-pelatih asing, terutama di cabor yang kaya medali. Sebelumnya, institusi yang dipimpin Erlangga Satriagung itu merekrut dua pelatih asal Australia Ba- rat, yakni Russel Mathanda (atletik) dan Neil Brooks (renang).
Kemudian, KONI Jatim ingin merekrut pelatih dayung yang pada PON Jabar 2016 bakal memperlombakan 40 nomor dengan tiga disiplin lomba. Yakni, rowing, canoeing, dan TBR ( traditional boat race) atau perahu naga.
Memang, dayung Australia Barat dikenal memiliki prestasi mentereng, namun hanya di dua disiplin lomba, yakni rowing dan canoeing. Sebab, Negeri Kanguru tidak memiliki atlet di TBR.
’’Kalau bisa, kami sih maunya anak-anak yang dikirim ke sana (Australia Barat, Red). Dengan begitu, mereka bisa merasakan atmosfer berbeda karena bisa bersaing langsung dengan atlet-atlet dayung di sana,’’ kata Sugiyo.
Apalagi, pra-PON bakal digelar pada akhir tahun ini. Sugiyo mengakui, ada kendala bila mereka diberangkatkan ke Australia Barat. Yakni, sulit mengatur jadwal dengan atlet-atlet Jatim yang tergabung dalam skuad Merah Putih proyeksi SEA Games 2015 di Singapura.
’’Agak sulit mengatur jadwal mereka. Sebab, sistem pelatnas itu modelnya sepanjang tahun dan sangat ketat. Mereka bisa pulang sebulan sekali. Tetapi, untuk izin mengikuti TC ( training center) di luar negeri, agak sulit,’’ ungkapnya.
Secara terpisah, Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror masih bersikeras bakal mendatangkan pelatih asing ketimbang memboyong tim ke Negeri Kanguru. (okt/c23/ano)