Suzuki Perkuat Market LCGC
JAKARTA – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memperkuat posisi di pasar kendaraan penumpang, terutama segmen kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan ramah lingkungan (LCGC). Buktinya, mobil bermesin kecil itu paling bertahan ( resilient) menghadapi perlambatan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2015.
SIS pun menambah daya saing di pasar LCGC dengan meluncurkan Karimun Wagon R AGS ( auto gear shift). Pabrikan spesialis pembuat mobil kecil tersebut membenamkan sistem transmisi baru pada produknya yang memungkinkan berkendara dengan transmisi otomatis (matik) dan manual sesuai kebutuhan dan selera.
’’AGS ini mesin dengan transmisi manual. Hanya, kopling sudah tak perlu diinjak seperti manual pada umumnya. Kopling telah diatur sistem komputerisasi di AGS itu. Kalau mau pakai matik, tinggal geser ke mode matik, lalu simpan tuas transmisi di D,’’ ungkap Managing Director SIS Davy J. Tuilan pada sela test drive Karimun Wagon R AGS Rabu (6/5).
Selama ini, kata dia, Suzuki belum memiliki line-up Karimun Wagon R yang bertransmisi matik di pasar LCGC. Padahal, produsen lain sejak awal menawarkan transmisi matik. Terlebih, LCGC lebih sering digunakan di dalam kota sehingga model transmisi itu banyak dibutuhkan dalam menghadapi kepadatan lalu lintas.
Kehadiran Karimun Wagon R AGS yang resmi diluncurkan pada 19 Mei lalu membuat SIS optimistis meraih market share 12,5 persen pasar LCGC tahun ini. ’’Anggap saja Karimun Wagon R AGS mulai efektif pertengahan tahun ini. Kalau kami mulai sejak awal tahun, optimistis bisa raih 14–15 persen,’’ tutur dia.
Sampai dengan kuartal pertama 2015, market share Karimun Wagon R sebesar 11,7 persen atau naik dari 10,6 persen pada sepanjang 2014. ’’Pasar total LCGC kuartal pertama ikut turun, sekitar 10 persen,’’ kata Davy.
Namun, penurunan sekitar 10 persen tersebut dianggap relatif positif bila dibandingkan dengan industri otomotif nasional yang turun sekitar 14 persen. ’’Penurunan penjualan LCGC itu paling sedikit kalau dibandingkan dengan segmen lain dan industri,’’ ujarnya.
Davy menilai wajar LCGC relatif bertahan bila dibandingkan dengan industri. Sebab, selain harganya paling terjangkau, ada kebutuhan terhadap kendaraan. Terutama kendaraan berbahan bakar hemat untuk mobilitas harian.
Asistant Department Head After Sales PT SIS Ricky Patrayudha mengungkapkan, teknologi seperti AGS sesungguhnya dikembangkan sejak 1990-an di Italia, kemudian dipakai pabrikan Eropa. Di dunia sistem transmisi itu mulai dipasarkan pada 1997 dan masuk ke Indonesia melalui merek mobil asal Eropa pada 2000. (gen/c14/tia)