Mutasi 50 Petugas yang Terlibat Trafficking
BANGKOK – Pemerintah Thailand bertindak tegas terhadap pelaku perdagangan manusia. Kemarin (7/5) 50 petugas kepolisian dipindahkan dari pos mereka karena berindikasi terlibat. Mayoritas merupakan pejabat senior. Mutasi itu dilakukan setelah ditemukan kuburan masal yang berisi lebih dari 30 imigran di hutan yang masuk wilayah Padang Besar Provinsi Songkhla.
Junta militer yang memimpin Thailand juga mengeluarkan sepuluh surat penangkapan untuk orang-orang yang diduga sebagai pelaku. Sebelumnya, ada delapan surat serupa yang dirilis. Tidak dijelaskan dengan pasti kepada siapa saja surat-surat itu ditujukan. Namun, beberapa pejabat di Padang Besar telah ditangkap karena terlibat kasus tersebut.
Kepala Polisi Thailand Jenderal Somyot Poompanmuang menegaskan, pemerintah punya alasan kuat untuk memutasi para pejabat itu. Mereka pasti tahu siapa saja yang terlibat dalam perdagangan manusia, namun tidak melakukan apa pun. Apalagi, area tersebut sudah dikenal sebagai rute masuk bagi penduduk muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Pemerintah di Provinsi Songkhla pun diberi waktu hingga akhir minggu depan untuk menutup kamp-kamp yang dipakai untuk penyelundupan manusia. ”Saya tidak mengizinkan kamp-kamp seperti ini berada di Thailand,” tegas Poompanmuang.
Rabu (6/5) Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayuth Chanocha memang hanya memberikan waktu sepuluh hari untuk membereskan kamp-kamp tersebut. Namun, sejauh ini, Poompanmuang juga belum mengetahui jumlah kamp milik para pelaku perdagangan manusia itu di berbagai penjuru Thailand.
Di sisi lain, puluhan imigran gelap dapat diamankan selama beberapa hari terakhir. Rabu lalu sembilan warga Bangladesh ditangkap di Distrik Rattaphum, Songkhla, karena masuk secara ilegal. Kemarin giliran 54 penduduk Rohingya dari Myanmar ditemukan di Provinsi Satun. ”Separonya ditemukan di dekat pantai dan sebagian lainnya berada di jalan besar,” jelas Siwawong Suktawee, koordinator Migrants Working Group. (AFP/ Reuters/BBC/sha/c23/na)