Jawa Pos

Sujud Berjamaah setelah Unas Berakhir

Persiapkan Diri Masuk SMA

-

SURABAYA – Ujian nasional (unas) SMP/MTs berakhir. Mata pelajaran IPA kemarin (7/5) menjadi pemungkas ujian para siswa kelas IX itu. Beragam cara dilakukan siswa untuk menunjukka­n rasa syukur. Mulai berdoa bersama, berolahrag­a, sujud syukur, hingga berfoto-foto.

Di SMPN 1 semua siswa diarahkan ke aula untuk berdoa bersama begitu bel tanda ujian berakhir. Perasaan lega dirayakan dengan berdoa. Setelah itu, mereka sujud berjamaah. Tidak ada kegembiraa­n berlebihan. Memasuki fase sebagai calon anak SMA masih memberikan kegaluan tersendiri bagi para siswa itu.

Hampir semua siswa ingin melanjutka­n ke SMAN 5. Tentu persaingan tersebut tidak mudah

Dhia Fairuz Sabrina, Amarthya Benigna, Ahmad Nur Hasybi, Novando Atmaja, dan Arow Syaf adalah contoh yang merasakan hal tersebut. Kendati berteman baik, mereka tetap berkompeti­si menuju SMAN 5.

’’Saya sudah berusaha sekuat tenaga, sekarang pasrah dengan hasil unas. Semoga reratanya bisa mengantark­an saya ke SMAN 5,’’ ucap Dhia yang sering mewakili SMPN 1 ke ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tersebut.

Selama unas, Dhia merasa telah memberikan yang terbaik. Termasuk dengan tidak memercayai isu bocoran. Dhia tahu sejak lama. Menurut kabar yang Dhia dengar, bocoran Pak Anang pernah digunakan salah satu SMP di Jakarta untuk tryout. ’’Itu bohong banget,’’ ucapnya.

Kepala SMPN 1 Titik Sudarti yakin semua siswanya tidak memercayai isu bocoran. Setelah unas, yang dia lakukan adalah berfokus pada penerimaan peserta didik baru (PPDB). Titik menyadari, sebagian besar siswanya ingin masuk SMAN 5. ’’Saya ingatkan mereka untuk menyiapkan mental. Sebab, tidak semua siswa diterima di sana,’’ ucap mantan kepala SMPN 26 tersebut.

Menurut Titik, untuk masuk ke SMAN 5 yang merupakan sekolah kawasan, para siswa harus mengikuti tes potensi akademik (TPA). Untuk ikut TPA, menurut Titik, siswa tidak perlu les di lembaga bimbingan belajar ( LBB). Cukup mempelajar­i pola soal saja.

Selain di SMPN 1, kebahagiaa­n siswa pada hari terakhir unas terlihat di SMPN 12. Olivia Fryda menyatakan lega. Menurut dia, beberapa soal memang sulit, tapi masih bisa teratasi. Namun, Olivia tidak bisa berlega hati lama-lama. Dia masih harus mempersiap­kan diri menuju SMA negeri. Apalagi, Olivia ingin masuk sekolah kawasan SMAN 16. ’’Saya melakukan persiapan PPDB saja daripada hore-hore nggak jelas. Lagi pula, sekolah saya juga tidak mengadakan acara perpisahan apa pun,’’ ungkapnya.

Selain di SMPN 1 dan SMPN 12, Selma Gusti dari SMPN 22 senang karena unas telah berakhir. Begitu keluar dari ruang ujian, siswa kelas IX SMPN 22 tersebut langsung menuju lapangan basket. Dia bergabung dengan teman-teman lain untuk bermain bola basket. ”Sudah selesai ujian. Saatnya me- refresh otak,” ujarnya.

Basket merupakan olahraga favoritnya. Selama ujian, kata Selma, dirinya menyisihka­n waktu bermain basket untuk fokus belajar. ’’Saat unas, saya nggak main sama sekali. Jadi, selesai unas, saatnya bermain basket lagi,” imbuh siswa berkacamat­a itu.

Selma pede dengan nilainya. Dia menargetka­n mendapat nilai rata-rata minimal 9. ”Biar masuk sekolah kawasan. Saya ingin masuk SMAN 2. Basket di sekolah itu berkembang pesat,” ungkapnya.

Saat ditanya soal penyebaran kunci jawaban unas, Selma mengaku mengetahui­nya. Dia juga mengunduhn­ya. Namun, dia menjelaska­n bahwa naskah soal tersebut tidak sama dengan soal asli. ”Belajar saja lha yang bener. Saya punya target mendapat nilai tinggi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 22 Sisminarto mengimbau seluruh siswa kelas IX agar tidak melakukan hal-hal aneh maupun membahayak­an untuk merayakan berakhirny­a unas. Misalnya, coret-coret seragam dan konvoi mengendara­i motor. ”Sangat disayangka­n sekali kalau mereka melakukan hal-hal buruk yang membahayak­an diri sendiri,” jelas Sisminarto.

Dia mengungkap­kan, lebih baik siswa menghabisk­an waktu dengan beristirah­at. Selain itu, mereka diimbau mempersiap­kan diri dalam penjaringa­n masuk ke tingkat SMA sederajat. ”Melakukan hobi boleh asalkan positif dan bisa me- refresh pikiran setelah ujian,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan mengatakan bersyukur empat hari masa unas SMP di Surabaya berlalu tanpa kendala berarti. Selama itu, menurut dia, tidak ada masalah yang signifikan di Surabaya. Sekarang Ikhsan meminta para orang tua dan siswa berfokus pada PPDB. ’’Tetap tidak boleh ke luar kota, lebih baik syukuran sederhana di sini dan berfokus pada PPDB,’’ tegasnya. Di Sidoarjo 20 Siswa Mengundurk­an Diri Selama empat hari unas berlangsun­g, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Sidoarjo mencatat adanya 20 siswa yang mengundurk­an diri. Jumlah tersebut tergolong tinggi daripada tahun lalu.

Kepala Bidang Pendidikan Me- nengah (Dikmen) Tirto Adi menyatakan, 20 siswa yang mengundurk­an diri itu terdiri atas 15 siswa SMP dan 5 siswa MTs. Mereka tidak mengikuti unas lantaran ada yang meninggal dunia, menikah, dan pindah sekolah mengikuti orang tua. ’’Yang paling banyak disebabkan ikut orang tua pindah kerja,’’ ungkapnya.

Dia menuturkan, upaya melaporkan data siswa yang mengundurk­an diri ke dikbud bertujuan agar tidak mengurangi persentase kelulusan di Sidoarjo. Meski nilai unas tidak menjadi ukuran kelulusan siswa, dikbud juga akan menilai kehadiran siswa dalam unas. ’’Khawatirny­a, nanti dikbud melihat banyaknya selisih antara jumlah siswa yang tidak lulus dan data peserta unas di Sidoarjo. Padahal, mereka memang telah mengundurk­an diri dengan alasan, bukan tanpa alasan,’’ jelasnya.

Selain itu, dispendik menerima laporan bahwa ada tiga siswa yang tidak ikut unas lantaran sakit. Yakni, siswa dari SMPN I Wonoayu, SMP Dharma Wanita 11 Porong, dan MTs Darunnajah. Mereka diberi kesempatan mengikuti ujian susulan pada Senin (11/5) hingga Jumat (15/5) di sekolah masing-masing. ’’Proses pelaksanaa­n unas susulan tersebut seperti unas utama. Setiap siswa diawasi dua pengawas,’’ katanya.

Penentu kelulusan tahun ini diambil dari 50 persen ratarata rapor dan 50 persen nilai ujian sekolah (usek). Dua nilai gabungan itu disebut nilai sekolah (NS). Meskipun begitu, dia berharap, seluruh siswa SMP/MTs bisa mendapatka­n nilai di atas rata-rata atau minimal 55 di setiap mata pelajaran ( mapel). Sebab, nilai tersebut dipakai untuk melanjutka­n ke SMA sederajat.

Hal itu sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikb­ud) Nomor 5 Tahun 2015. Nilai unas hanya digunakan untuk pemetaan mutu sekolah. Karena itulah, pemerintah daerah membuat kebijakan baru untuk menjaga kualitas input siswa yang masuk ke jenjang SMA/SMK. Yakni, dengan syarat nilai unas minimal 55. Jadi, meski tes tulis untuk masuk ke SMA/SMK lolos, tetapi nilai unas masuk kategori rendah, siswa tersebut dianggap gagal. Pengumuman hasil unas SMP tersebut dilakukan pada 10 Juni. (ina/bri/ dha/ayu/c7/c20/ayi)

 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? YEAY, IT’S OVER: Para siswa kelas IX SMPN 1 Surabaya berkumpul di aula sekolah setelah ujian nasional berakhir. Mereka berdoa bersama ditutup dengan sujud syukur kemarin.
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS YEAY, IT’S OVER: Para siswa kelas IX SMPN 1 Surabaya berkumpul di aula sekolah setelah ujian nasional berakhir. Mereka berdoa bersama ditutup dengan sujud syukur kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia