Rancang Kunker ke Timur Tengah
Dewan Ngotot Ingin Berangkat
SURABAYA – Maraknya sorotan terhadap kunjungan kerja (kunker) DPRD Surabaya dianggap angin lalu. Buktinya, diamdiam sebagian anggota dewan berencana mengadakan lawatan ke luar negeri (LN). Negara-negara tujuan bukan lagi wilayah Asia, melainkan Timur Tengah.
Rencana kunker itu terdengar sepekan terakhir. Dewan mulai mengatur strategi agar kunker kali ini bisa berjalan mulus tanpa gejolak. ”Orang-orang yang akan berangkat juga sudah diatur,” kata sumber di internal dewan kepada Jawa Pos kemarin (7/5).
Pengaturan siapa saja yang akan ikut kunker tersebut masih dibicarakan secara terbatas. Pimpinan dewan harus selektif untuk memilih peserta agar kunker itu tidak menimbulkan gejolak. Sebab, tidak semua orang bisa ikut dalam rombongan kunker ke Timur Tengah tersebut. ”Maksimal hanya lima orang dalam satu kelompok,” tambah sumber itu.
Sesuai dengan skenario, ada dua negara tujuan kunker. Yakni, Mesir dan Jordania. Jadi, setidaknya ada sepuluh orang yang akan berangkat. Meski begitu, rencana kunker tersebut harus melalui jalan panjang. Dewan tidak bisa begitu saja mengusulkan kunker ke luar ne-
Ketua DPRD Surabaya geri dengan dana APBD. Berbagai rekomendasi dan izin harus dikantongi terlebih dahulu.
Ketua DPRD Surabaya Armuji menuturkan, kunker ke luar negeri tidak hanya harus menda- pat persetujuan dari gubernur. Tapi, juga harus mendapat restu dari Kementerian Dalam Negeri. ”Kalau tidak ada, ya tidak bisa,” kata Armuji saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (7/5).
Disinggung soal rencana DPRD Surabaya yang hendak kunker ke Mesir dan Jordania, Armuji enggan menjelaskan buka-bukaan. Dia hanya menuturkan bahwa rencana tersebut belum konkret. ”Kalau ke luar negeri itu, harus ada undangan dari sana,” imbuh dia.
Selain itu, lokasi tujuan kunker ke luar negeri harus punya hubungan kedekatan terlebih dahulu dengan Surabaya. Hubungan yang biasa disebut sister city harus terjalin cukup lama sehing- ga dua kota punya keterikatan yang kuat. ”Surabaya ini punya sister city dengan Malaysia, Singapura, dan Korea. Juga, beberapa kota lain,” imbuh Armuji.
Kunker ke luar negeri memang bukan perkara mudah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) 11/2011, perjalanan dinas ke luar negeri harus benar-benar bermanfaat bagi kepentingan dalam negeri. Misalnya, dalam pasal 2 ayat 3 permendagri disebutkan bahwa perjalanan dinas ke luar negeri harus dilakukan dengan sangat selektif. Kunker juga harus memiliki kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas berkaitan dengan peningkatan hubungan kerja sama. (jun/c7/oni)
Surabaya ini punya sister city dengan Malaysia, Singapura, dan Korea. Juga, bebe
rapa kota lain.”
Armuji