Jawa Pos

Antar Teman, Dipaksa Panitia Ikut, lalu Juara

Penghobi fotografi tumbuh bagai jamur di musim hujan. Model bermuncula­n. Mereka dapat berkah dari bidikan kamera. Salah seorang di antaranya Ayu Puspita Sari, yang beken dengan nama Ayu Tata. Kisah Model-Model Freelance Kota Giri (1)

-

freelance

AYU Tata terlihat memangku anak semata wayangnya, Bella Azalea Safira, di sebuah kafe di kompleks Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) kemarin (7/5). Mengenakan rok span jins dan T-shirt, perempuan 20 tahun itu tampak begitu telaten memberikan jus sirsak kepada balita 17 bulan itu.

Setelah satu gelas habis, Roy Bagus Baskoro, suami Ayu Tata, berusaha mengajak Bella bermain piano di kafe tersebut. ”Bella ma- sih perlu ASI. Jadi, saya selalu membawanya ketika ada pemotretan,” ujar Ayu Tata, sapaan Ayu Puspita Sari.

Kemarin Ayu Tata mengaku sedang santai. Sedang tidak ada job untuk pemotretan. Rambutnya yang dibiarkan terurai tertimpa sinar matahari sehingga kemerahan. Model yang tinggal di Jalan Safir, Pondok Permata Suci (PPS), Manyar, itu sedang naik daun.

Hampir setiap akhir pekan, pemenang lomba model produk kecantikan pemutih kulit pada 2012 itu mendapat job untuk pemotretan. Di antaranya, dari komunitas fotografi di Gresik, Surabaya, Lamongan, maupun Bojonegoro. Ayu Tata memiliki postur yang disukai fotografer. Tingginya 169 sentimeter dengan berat 50 kilogram.

Menurut Ayu, sejak kecil orang tuanya kerap mengikutka­n dirinya dalam lomba peragaan busana. Kebiasaan itu berlanjut hingga sekarang. ”Sempat berhenti setahun karena hamil Bella,” katanya.

Ada cerita yang sulit dilupakan Ayu Tata. Waktu masih di bangku SMA, pada 2012, ada salah seorang majalah remaja terbitan Jakarta yang mengadakan perlombaan kecantikan. Tata saat itu sedang tidak mood untuk ikut lomba.

”Waktu itu saya cuma mengantar teman. Panitia malah menyuruh saya ikut sekalian. Dan, saya malah jadi pemenangny­a,” ujarnya.

Panitia lalu menyodorka­n perjanjian kontrak untuk pemotretan di Jakarta. ”Karena masih SMA, saya memilih menolak,” kata mantan anggota cheerleade­r SMA Semen Gresik itu.

Ayu Tata mengaku tidak menyesal. Sebab, dia menolak tawaran itu demi pendidikan­nya. Keputusan tersebut didukung orang tuanya. Tawaran ikut agency modeling terus datang. Bahkan, sampai Ayu Tata memiliki anak. Namun, dia dengan halus menolak tawaran tersebut. ”Model freelance lebih enak. Apalagi, suami saya sangat mendukung,” ungkap Ayu Tata.

Meski Roy Bagus Baskoro memberikan kebebasan, Ayu Tata tetap punya batasan-batasan terkait dengan kostumnya. Misalnya, dia se lalu menolak tawaran pemotretan untuk Berkalikal­i datang, berkali-kali pula ditolak.

”Saya berangkat dari Gresik. Harus tetap menjaga kearifan lokal. Kalau tank top dan bolehlah,” ujar Ayu Tata.

Kini Ayu Tata berusaha mewujud kan cita- citanya untuk memiliki agency model sendiri. Namun, kon sepnya berbeda. ”Anggota model boleh menerima job di luar. Tetapi, harus membe rikan softcopy pe mo tretan. Doakan ya bisa terwujud,” pintanya. (bersambung/c6/roz)

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ?? lingerie.
hot pants,
BERAKSI: Ayu Tata bergaya saat pemotretan di salah satu kafe di Gresik Kota Baru.
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS lingerie. hot pants, BERAKSI: Ayu Tata bergaya saat pemotretan di salah satu kafe di Gresik Kota Baru.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia