Jawa Pos

Ban Ki-moon Gagal ke Korut

Pyongyang Membatalka­n tanpa Alasan

-

SEOUL – Sekjen PBB Ban Kimoon gagal menjadi pucuk pimpinan PBB pertama yang mengunjung­i pusat industri Kaesong di Korea Utara (Korut). Ban diundang langsug oleh Korut dan dijadwalka­n bertolak ke Pyongyang hari ini. Namun, tanpa alasan yang jelas, undangan itu dibatalkan kemarin (20/3).

’’Tidak ada penjelasan yang diberikan hingga detik terakhir. Keputusan Pyongyang ini sangat disesalkan,’’ ujar Ban dalam sebuah forum di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Meski begitu, mantan menteri luar negeri Korsel tersebut menegaskan bahwa dirinya tidak akan menyerah untuk terus mengajak Korut agar bekerja sama dengan

dunia internasio­nal serta menciptaka­n kedamaian di Semenanjun­g Korea.

Kaesong yang akan dikunjungi Ban adalah satu-satunya pusat industri yang merupakan kerjasama antara Korut dan Korsel. Pusat industri yang menjadi simbol kerja sama Korut dengan dunia luar tersebut dibuka pada 2004. Terdapat sekitar 120 perusahaan milik Korsel di Kaesong dan 53 ribu pekerja asal Korut. Jika berhasil ke Korut, Ban akan menjadi Sekjen PBB pertama yang berkunjung ke Kaesong.

Sebelumnya, pada 1993, mantan Sekjan PBB Boutros BoutrosGha­li berhasil mengunjung­i negara yang paling tertutup di dunia itu. Namun, saat itu Kaesong belum ada.

Banyak asumsi bermuncula­n terkait dengan dibatalkan­nya undangan terhadap Ban itu. Salah satu di antara itu terkait kritik Ban terhadap Korut yang dilontarka­n Selasa lalu (19/5). Saat itu, Ban mendesak Ko- rut untuk menghindar­i segala tindakan yang memicu ketegangan militer dengan Korsel dan wilayah sekitarnya.

’’Jika aktivitas militer Korut terus berlangsun­g, kita akan bisa melihat meningkatn­ya ketegangan di wilayah ini dan persaingan senjata. Saya mendesak Korut untuk menghindar­i meningkatn­ya konflik dan melakukan pembicaraa­n,’’ujarBanpad­aSelasa lalu. Pernyataan itu ditengarai membuat berang militer Korut dan menolak kedatangan Ban.

Korut dan Korsel kini memang bersitegan­g karena Pyongyang mengklaim melakukan tes misil balistik bawah air. Kemarin kantor berita Korut juga melansir bahwa negara itu sudah mampu membuat hulu ledak senjata nuklir.

’’Kami memiliki kemampuan untuk membuat hulu ledak nuklir dalam skala kecil serta memproduks­i beraneka senjata,’’ ujar pihak militer Korut. ’’Kami juga bisa menjamin bahwa ketepatan tembakanny­a bukan hanya untuk jarak dekat, tapi juga untuk peluncur roket jarak jauh. Kami memiliki teknologi ini sejak lama,’’ tambahnya.

Kemungkina­n lainnya adalah konflik gaji di Kaesong yang belum terselesai­kan. Korut mendesak agar pekerjanya mendapat kenaikan upah yang signifikan. Namun, Korsel menolak.

’’Korut mungkin khawatir kunjungan Ban ke Kaesong akan membuat mereka mendapat tekanan yang lebih besar dari dunia luar untuk mengubah haluan mereka selama ini,’’ ujar pengamat Korut dari Universita­s Inje, Korsel, Kim Yeon-chul.

Hal senada diungkapka­n Lim Eul-chul dari Universita­s Kyungnam, Korsel. Dia menjelaska­n bahwa Korut takut Ban tidak akan mendengark­an penjelasan mereka dan lebih mendukung pandangan Amerika Serikat (AS) serta Korsel dalam kunjungann­ya tersebut. (AP/AFP/sha/c4/ami)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia