Pasukan Iraq Kepung Ramadi
Hendak Rebut Kembali dari Tangan Militan
BAGHDAD – Militan Negara Islam alias Islamic State (IS), yang dulu dikenal sebagai ISIS atau ISIL, ternyata tidak mudah dikalahkan. Meski sepak terjangnya tidak terdengar selama beberapa waktu, kelompok sempalan Al Qaeda Iraq itu kembali menebar teror di Negeri Seribu Satu Malam.
Sejak Minggu (17/5), ISIS menguasai Kota Ramadi yang merupakan ibu kota Provinsi Al Anbar. Dari kota tersebut, mereka lantas melancarkan berbagai serangan dengan menarget pemerintah dan pasukan koalisi di sisi timur. Sebelum berhasil merebut Ramadi, ISIS menggempur kota tersebut selama tiga hari berturut-turut. Akibatnya, sekitar 500 nyawa melayang dan 40.000 warga mengungsi.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Haider Al Abadi lang- sung bereaksi. Pada Selasa (19/5), Baghdad mengerahkan sejumlah aparat menuju Ramadi. Bukan hanya militer, Abadi juga memerintah polisi untuk ikut mengepung pertahanan ISIS di kota terbesar Al Anbar tersebut. Tujuannya hanya satu, yakni mematahkan kekuatan ISIS.
Kemarin Abadi menginstruksikan pembentukan pakta perta- hanan baru di Ramadi. ’’Kami akan kembali membentuk pasukan tempur dan mengerahkannya ke Ramadi,’’ katanya setelah berkoordinasi dengan Iran. Pasukan tempur yang dia maksud adalah Unit Mobilisasi Rakyat alias Hashd Al Shaabi. Pada Juni 2014, pasukan yang beranggota warga sipil terlatih itu terbukti efektif memukul mundur militan.
Abadi berharap Hashd Al Shaabi yang mayoritas terdiri atas warga Syiah tersebut bisa berintegrasi dengan pasukan Sunni yang baru saja terbentuk di Ramadi. Di Al Anbar yang sebagian besar penduduknya adalah kaum Sunni, pembentukan pasukan rakyat memang jauh lebih efektif membendung pertumbuhan militan.
Kemarin Amerika Serikat (AS) mendorong keterlibatan pasukan rakyat dalam aksi antiteror. Dari Gedung Putih, Presiden Barack Obama mengutarakan dukungan terhadap Abadi. Khususnya terkait dengan ide pembentukan pasukan rakyat. AS pun mendorong masyarakat Iraq bersedia menjadi relawan. Dia juga mengumpulkan para penasihat keamanan nasional untuk membahas pertempuran melawan ISIS di Iraq. Rencananya, AS mengirimkan senjata dan tim pelatih pasukan rakyat.
’’Kami sedang merumuskan bentuk dukungan terbaik bagi pasukan darat di Al Anbar,’’ tutur Jubir Dewan Keamanan Nasional Alistair Baskey. (AP/AFP/BBC/hep/c14/ami)