Industri Tas-Koper Jatim Lesu
SURABAYA – Perajin tas dan koper Jawa Timur ( Jatim) ikut terimbas lesunya perekonomian nasional. Sejak awal 2015 hingga April, persentase pertumbuhan omzet para perajin mengalami penurunan setiap bulan. Hal itu dirasakan para perajin tas dan koper di bawah naungan Koperasi Intako, Sidoarjo.
’’Selama empat bulan terakhir, pertumbuhan omzet penjualan turun,’’ ujar Supervisor Marketing Koperasi Intako Aqief Syafirudin kemarin (20/5).
Berdasar data penjualan Koperasi Intako, omzet selama Februari tumbuh 18,94 persen jika dibandingkan dengan Januari. Pada Maret, omzet hanya naik 13,70 persen. Penurunan omzet yang signifikan terjadi pada April, yakni 3,49 persen.
Menurut dia, pelemahan ekonomi membuat daya beli masyarakat anjlok. Konsumen memilih menahan belanja dengan mengutamakan kebutuhan primer seperti biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari.
Aqief menjelaskan, Koperasi Intako melakukan terobosan penjualan untuk mempertahankan pertumbuhan omzet. Caranya adalah mengoptimalkan penjualan ritel dan menerima pesanan. Sebagian besar pesanan datang dari luar Sidoarjo seperti Malang, Madura, Solo, Papua, dan Pasuruan.
Koperasi Intako telah menerima bantuan pemerintah kabupaten maupun provinsi. Bantuan yang diterima selama ini berbentuk pemberian mesin jahit dan bordir serta diberi jalur alternatif untuk masuk ke kawasan wisata perajin tas dan koper. Menurut Aqief, adanya bantuan pemerintah selama ini memyokong keberlangsungan usaha para perajin.
Meski koperasi itu berjalan sejak 1976, produk yang dihasilkan belum bisa diekspor. Kendala yang dihadapi, antara lain, susahnya memperoleh sertifikasi dan standardisasi. (fel/c14/agm)