Bom Lancar, Belum Ngefek ke Nelayan
JAKARTA – Sebanyak 41 kapal illegal fishing ditenggelamkan serentak di berbagai wilayah laut kemarin (20/5). Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin penenggelaman itu. ”Hari ini menjadi sebuah hadiah bagi kita dengan menenggelamkan kapal nelayan ilegal sebanyak 41 buah,” ungkap Susi saat menyampaikan pidato Kebangkitan Maritim di Gedung Mina Bahari III kemarin.
Seperti diberitakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama TNI-AL mengebom dan menenggelamkan kapal nelayan asing yang masuk perairan Indonesia tanpa izin. Kapal-kapal yang dibakar tersebut telah melalui proses hukum dan divonis bersalah. Kapal itu berasal dari Filipina, Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia.
Kemarin KKP kebagian menenggelamkan 19 kapal nelayan asing. Penenggelaman kapal tersebut tersebar di berbagai perairan. Di antaranya, 11 kapal ditenggelamkan di perairan Bitung, Sulawesi Utara; 6 kapal di Pontianak, Kalimantan Barat; 1 kapal di perairan Belawan, Sumatera Utara; dan 1 kapal di perairan Aceh. Sementara itu, TNI-AL telah berhasil mengebom 22 kapal. Yakni, 17 kapal dibom di Ranai, Kepulauan Riau; 4 kapal di Bitung, dan 1 kapal di Tanjung Balai, Asahan.
Namun, dampak penenggelaman kapal-kapal asing yang mencuri ikan dari laut Indonesia tersebut belum diketahui dengan pasti. ”Efeknya masih belum tahu. Sejauh ini ya terlihat dari data BPS tentang sektor perikanan naik menjadi 8,64 persen,” jelas Susi saat ditemui di konferensi brifing di kediamannya kemarin.
BPS melansir data, pada akhir triwulan IV 2014 sektor perikanan sebesar 7,46 persen, namun pada 2015 naik menjadi 8,64 persen. Sehingga mengalami kenaikan 1,18 persen. Bukan hanya itu, Susi juga telah melakukan konfirmasi dengan menteri ESDM bahwa impor BBM Indonesia turun 30 persen. ”Karena penggunaan solar oleh kapal besar itu berkurang,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Energi dan Sarana Prasarana Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Siswaryudi Heru menyatakan, berkurangnya kapal asing yang mencuri ikan di Indonesia masih belum berdampak bagi nelayan tradisional. ”Biasanya di Pulau Jawa dan Sumatera,” ucap dia. (lus/c9/end)