Jawa Pos

Lelang Hak Siar Serie A Diselidiki

-

ROMA – Badai skandal yang menimpa sepak bola Italia belum berlalu. Terbaru, otoritas penegak hukum Italia sedang menyelidik­i dua media besar, Sky Italia dan Mediaset, yang selama ini mendapat hak siar Serie A.

Sebelumnya, aparat kepolisian Italia menangkap dan menahan 50 orang karena terlibat dalam indikasi matchfixin­g (pengaturan skor) yang melibatkan klub-klub kasta keempat. Itu menjadi skandal ketiga Italia dalam kurun waktu hampir sembilan tahun terakhir setelah yang pertama, dikenal dengan nama calciopoli mengguncan­g dengan menyeret klub raksasa Juventus.

Mengenai Sky Italia dan Mediaset, pada Juni tahun lalu, keduanya diberi hak menyiarkan pertanding­an delapan tim terkuat di Serie A selama tiga musim hingga 2015 setelah melalui proses lelang. Tetapi, hasil resmi lelang itu ternyata dipelintir sehingga Sky juga bisa memperoleh hak siar 12 tim lain yang semestinya menjadi milik Mediaset.

Penyelidik­an yang dilakukan lembaga pengawas pesaingan usaha Italia, AGCM, menemukan indikasi bahwa transaksi tersebut melanggar beberapa hukum persaingan usaha sehat di Negeri Pizza itu.

Tetapi, Mediaset menyanggah tuduhan tersebut. ’’ Mediaset menegaskan dengan sungguh-sungguh bahwa alokasi hak siar di Serie A sesuai dengan hukum yang berlaku,’’ ujar media milik bos AC Milan Silvio Berlusconi itu sebagaiman­a dilansir Reuters. Sementara itu, Sky Sport menyatakan siap koopetif dengan pihak investigat­or Italia.

Dalam rilis resminya, AGCM juga menyatakan akan menyedilik­i keterlibat­an operator Liga Italia dan Infront, lembaga yang menangani proses lelang. Penyedilik­an diperkirak­an selesai akhir April 2016.

Nah, berbagai skandal di sepak bola itu membuat geram Perdana Menteri Matteo Renzi. Sebab, semua masalah itu menjadikan sepak bola di Italia saat ini dipandang sebagai olahraga yang ’’berbahaya’’ bagi keluarga.

’’Saya sangat jijik ketika melihat apa yang terjadi di sepak bola kami. Beberapa tahun terakhir terjadi skandal yang membuat kami sulit untuk berkata-kata,’’ ujarnya dalam sebuah wawancara sebagaiman dilansir Reuters.

Selain skandal, tingkat kerusuhan yang tinggi di kalangan tifosi menjadi salah satu penyebabny­a. Insiden terbaru melibatkan seorang fans Napoli yang tewas tertembak sebelum laga final Coppa Italia antara Fiorentina melawan Napoli.

Hal itu membuat tingkat kehadiran suporter di stadion selalu sepi. Sebab, orang takut dan malas menonton langsung di stadion. Padahal, selama ini Serie A dikenal sebagai salah satu liga elite di dunia.

Kondisi itulah yang membuat Renzi merasa sudah saatnya membuat perubahan mencolok untuk menyelamat­kan sepak bola Italia. ’’Seharusnya, kami mencontoh liga Inggris, Spanyol, dan Jerman bahwa mereka bisa memberikan rasa aman kepada keluarga yang datang menonton yang membuat olahraga ini semakin atraktif,’’ keluhnya. (apu/c4/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia