Xenoblade dengan Mecha Tempur
PERTENGAHAN 2010, Nintendo merilis
berjudul untuk mesin Nintendo Wii. Dengan genre RPG, itu menyandang nama serta dikerjakan Tetsuya Takahashi dan tim Monolith Softnya. Tapi, bukanlah sekuel dari
yang legendaris tersebut ataupun serial Meski begitu, tetap punya daya tarik besar bagi para veteran RPG. itu menjadi salah satu andalan bagi Wii dalam bersaing dengan mesin PlayStation 3 dan Xbox 360.
Sukses tak membuat Monolith Soft terlena. Mereka belajar dari pengalaman serial yang dulu kualitasnya menurun karena dikejar waktu rilis yang terlalu berdekatan. Mereka lantas membikin sekuel tanpa terburu- buru. Baru beberapa pekan silam, lima tahun setelah seri pertama, sekuelnya akhirnya diluncurkan.
baru tersebut diberi judul Sistem permainannya serupa dengan seri pendahulunya. Tapi, ceritanya sama sekali tak berkaitan. Kali ini kisahnya bermula di planet Bumi kita, bukan planet fiktif penuh lautan seperti Xenoblade seri pertama. Suatu ketika, ada dua ras makhluk ruang angkasa yang berperang di dekat Bumi. Banyak manusia –yang sebenarnya tak terlibat konflik– yang menjadi korban sia-sia.
Tak ada pilihan bagi manusia untuk mengungsi. Dengan wahana raksasa, manusia mencari planet-planet lain untuk ditinggali. Saat manusia tiba di salah satu planet tujuan, masalah belum berakhir. Manusia harus menaklukkan ganasnya alam di sana, yang banyak dihuni makhluk berbahaya. Belum lagi, salah satu ras makhluk ruang angkasa yang berperang dengan Bumi ternyata mengincar manusia karena alasan tertentu.
Bagi yang pernah memainkan seri pertama, konsep dalam
pasti terasa familier. Tim protagonis menje lajahi dunia yang sangat luas sembari men jalankan berbagai macam misi. Pemain meng gerakkan karakter protagonis utama, sedangkan para rekannya bergerak otomatis.
Beda yang mencolok adalah hadirnya
tempur yang bisa dinaiki. Bila dibandingkan dengan Mechon dalam seri pertama,
yang disebut Doll ini lebih mirip Gear dalam Doll bisa berubah bentuk dan melewati laut ataupun terbang ke udara. Kemampuan tersebut me - mungkinkan karakter protagonis menjelajahi berbagai daerah yang sulit dijangkau.
Doll memungkinkan berbagai hal baru, termasuk pertempuran di udara. Tapi, ada konsekuensinya. Untuk bisa memperoleh Doll, karakter protagonis harus lebih dulu mendapat surat izin mengemudi. Mengingatkan kepada serial Gran Turismo. Kekuatan tempur Doll yang sangat tinggi juga akan berakhir jika mecha itu rusak parah. Saat itu perlu biaya sangat besar untuk memperbaikinya.
Yang disayangkan, Monolith Soft mengulang kesalahan dalam konsep game Xenogears dulu, yaitu pertempuran nanti terlalu bergantung kepada mecha. Mengesampingkan pertempuran infanteri yang sebenarnya tak kalah menarik.
Tapi, tetap suatu game yang sangat layak dimainkan dan menjadi andalan bagi mesin Nintendo Wii U. Kualitas grafis yang ditampilkan jauh melebihi Xenoblade seri pertama. Soal kualitas musik, komposisi Hiroyuki Sawano –yang dikenal lewat anime
( cukup bagus. Namun, komposisinya masih kalah megah kalau dibandingkan dengan seri pendahulunya yang melibatkan veteran sekaliber Yasunori Mitsuda dan Yoko Shimomura.
Piranti Gamepad milik Wii U berguna untuk memantau berbagai data di tengah permainan. Jika televisi akan digunakan hal lain, permainan bisa dipindah ke layak Gamepad tersebut. Bagi yang ingin memainkan Shulk dan sejumlah karakter lain dari seri pertama, tersedia dalam wujud Amiibo untuk datanya dimasukkan
ke ini. (c14/ray)