Akhir Penantian Dua Dekade
Indonesia Opsi Tuan Rumah MotoGP 2017
Petenis Jepang Kei Nishikori bisa menjadi David Ferrer baru karena konsistensinya sangat baik. Stan Wawrinka memiliki kapasitas untuk mengalahkan petenis-petenis top macam Rafael Nadal dan Novak Djokovic. Sementara itu, Tomas Berdych bertekad menang karena tidak pernah perkasa sejak final Wimbledon 2010. Dalam lima tahun terakhir, petenis nomor satu dunia Novak Djokovic terus hampir juara. Namun, upaya-upaya itu selalu gagal. Ketika Rafael Nadal tidak fit, tahun ini akan jadi milik Djokovic.
JAKARTA – Penantian Indonesia selama dua dekade untuk menjadi tuan rumah MotoGP bisa berakhir. Indonesia bisa menggelar lomba balap motor paling bergengsi tersebut pada 2017.
Kali terakhir Indonesia menjadi tuan rumah pada 1997. Ketika itu Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat, menjadi host. Proyeksinya, dua tahun mendatang, Sentul kembali menjadi tuan rumah.
Hal itu diungkapkan dalam konferensi pers kemarin (20/5) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata. Konferensi pers dihadiri Carmelo Ezpeleta (CEO Dorna), Tinton Soeprapto (direktur Sirkuit Sentul), Javier Alonso ( managing director Dorna), Nanan Soekarna (ketua umum PP IMI), Arief Yahya (menteri pariwisata), serta Faisal Abdullah (perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga).
Kesepakatan sudah dilakukan, tetapi sebatas lisan. Namun, ada angin segar yang berembus. Indonesia bisa menjadi tuan rumah sampai 2022.
’’Indonesia adalah negara yang besar, memiliki potensi besar dari segi fans, penggila motor, dan nilai jual branding yang besar. Maka itu, kami memilih Indonesia sebagai salah satu penyelenggara seri MotoGP,’’ ungkap Ezpeleta.
Namun, ada beberapa catatan yang diberikan pria asal Spanyol tersebut. Dengan kondisi seperti sekarang, Sentul dirasa harus bersolek. ’’Memang membutuhkan banyak pembenahan. Tapi, bukan tak mungkin mengubah Sentul menjadi lebih baik,’’ kata Ezpeleta.
Memang, Indonesia bukan negara tunggal yang diwacanakan untuk menggelar MotoGP 2017. Negara seperti Finlandia dan Thailand juga berebut tempat. Namun, saat ditanyakan alasan memilih Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain itu, Ezpeleta menjawab dengan tegas. ’’Kami lebih memilih Indonesia karena kami yakin negara ini bisa menyelenggarakan event dengan lebih baik,’’ tuturnya.
Tinton sangat senang dengan kesempatan itu. Dia menegaskan akan memenuhi apa pun permintaan pihak Dorna. ’’Lima puluh persen saya rasa Sentul sudah memenuhi standar,’’ kata Tinton.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, perjanjian kontrak dilaksanakan dalam waktu dekat. ’’MOU akan kami buat. Mungkin, jangka waktu tiga bulan, kami akan tanda tangan kontrak,’’ katanya.
Arief menjelaskan, penyelenggaraan MotoGP 2017 ini akan membawa dampak secara langsung terhadap peningkatan ekonomi Indonesia. Dalam perhitungan pengeluaran sementara, dia menyatakan, selama empat hari event, pengeluaran bakal menembus USD 91,73 juta atau setara Rp 1, 2 triliun. Namun, keuntungannya bisa menembus Rp 3 triliun. ’’Dana ini tidak akan keluar dari dana APBN. Tapi, akan kami cari dana dari luar seperti sponsor,’’ kata Arief. (mir/mei/c19/nur)