Sidak Pasar Tak Temukan yang Mengambang
SURABAYA – Isu beredarnya beras sintetis atau beras plastik ditanggapi serius oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur. Mereka langsung mengadakan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar di Surabaya kemarin (20/5). Dari ope- rasi tersebut, petugas tidak menemukan satu pun beras plastik yang meresahkan itu
Petugas menyisir area pasar daerah Bendul Merisi. Mereka mengambil sampel secara acak di lima kios yang menjual beras. Beras yang paling mendekati kriteria sintetis dites dengan metode sederhana. Awalnya, beras dibaui, kemudian dimasukkan ke dalam air. ’’Info dari Bulog, kalau beras asli, pasti tenggelam. Yang palsu mengambang karena dari plastik,’’ ujar Eka Setyabudi, Kasi Pengawasan Barang Beredar dan Konsumen Disperindag Jatim.
Setelah itu, petugas bergerak ke Pasar Wonokromo dan mengambil lima sampel lagi. Sidak berlanjut ke Pasar Tembok untuk mengambil empat sampel. Terakhir, mereka menuju Giant Rajawali. ’’Setelah dicek, tidak ditemukan,’’ tutur Eka.
Meski tidak menemukan beras palsu, petugas tetap membawa sampel untuk diuji laboratorium. Yaitu, dua merek beras yang terdapat tulisan huruf Mandarin pada kemasannya. Eka menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa beras yang dijual di pasaran itu aman. ’’Sekarang tinggal menunggu hasil uji lab BPOM pusat dan dinas pertanian,’’ katanya.
Menurut keterangan Eka, beras yang berbau sedikit apek dan memiliki butiran yang pecahpecah merupakan beras asli. Sementara itu, beras sintetis putih bersih dan butiran-butirannya utuh. Ketika dimasak, akan keluar air dan menjadi sangat lembek.
Kegiatan tersebut merupakan operasi gabungan antara Disperindag Jatim, BPOM, Bulog, dinas pertanian, serta Polrestabes Surabaya. Eka mengatakan, operasi sidak pasar tersebut tidak berhenti. Rencananya, mereka menyisir pasar-pasar yang lebih besar. Jika ada yang melanggar aturan, petugas langsung menindaknya sesuai undangundang.
Meski demikian, Eka optimistis seluruh beras impor di Jawa Timur aman. Sebab, mereka sudah menerapkan izin bongkar untuk bahan makanan seperti beras, gula, dan garam. Dengan proses pengawasan ketat, dia yakin tidak ada kecolongan seperti yang terjadi di Bekasi.
Eka menambahkan, operasi kemarin tidak hanya dilakukan di Surabaya. Tetapi, itu juga berlangsung di 12 kota dan kabupaten di Jawa Timur. Sejauh ini, beras sintetis juga tidak ditemukan di tempat-tempat tersebut. (ant/c6/ayi)