13 Siswa Absen US Hari Kedua dan Ketiga
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dikbud Jatim Nuryanto menjelaskan, jumlah SD di Jatim yang berpotensi menyelenggarakan US CBT cukup banyak. Di antara total sekitar 19 ribu lembaga SD/MI se-Jatim, ada 923 sekolah yang dinilai mampu melaksanakan US CBT.
Kondisi itu, lanjut Nuryanto, diperoleh berdasar standar SD/ MI yang sudah dimiliki sekolah. ”Ada 23 sekolah RSBI (rintisan sekolah berstandar internasional) ditambah 900 sekolah SSN (sekolah standar nasional) di Jatim. Kalau sudah standar itu, sekolah tersebut pasti memiliki lab komputer yang mampu menunjang CBT,” terangnya.
Nuryanto menambahkan, jumlah sekolah yang berpotensi US CBT paling banyak berada di luar Surabaya. Hanya ada satu sekolah tingkat SD/MI di Surabaya yang sudah dikatakan RSBI. ”Itu pun RSBI mandiri, yakni SD Islam Al Hikmah. Paling banyak masih SSN. Ya karena belum layak saja,” ungkapnya.
Jumlah sekolah yang berpotensi tersebut, kata Nuryanto, masih memiliki peluang terus bertambah seiring dengan perbaikan yang terus dilakukan. Mulai perbaikan fasilitas sekolah hingga tingkat kesiapan siswa dan pihak sekolah dalam menghadapi US CBT.
Jatim memang memiliki harapan besar dalam US SD/MI CBT mu- lai tahun depan. Meski begitu, Nuryanto tidak dapat memastikan hal tersebut akan terlaksana atau tidak. ”Jatim siap-siap saja. Tapi, ya tentunya kami menunggu keputusan dari pusat,” ujarnya.
Nuryanto melanjutkan, siswa SD/MI saat ini sudah memiliki kapabilitas untuk mengoperasikan gadget. Dengan begitu, mereka dapat dikatakan siap untuk menempuh US CBT. ”Siswa sekarang pintar-pintar. Tambah lebih ahli. Jadi, ya nggak ada masalah,” imbuhnya.
Sementara itu, pemerintah provinsi (pemprov) mengimbau dinas pendidikan (dispendik) kota/kabupaten segera menyelesaikan pemindaian. Setelah scanning dilakukan di tiap-tiap daerah, hasilnya dikirim ke provinsi untuk pemindaian sampai cetak sertifikat hasil ujian sekolah (SHUS).
Dikbud Jatim memberikan deadline pengumpulan pada 26 sampai 31 Mei mendatang. Rentang waktu tersebut sudah termasuk antisipasi pemindaian US susulan yang baru berlangsung minggu depan. Cepat atau tidaknya pemindaian dapat memengaruhi jadwal pengumuman kelulusan SD. Jatim serentak akan mengumumkan kelulusan SD/MI pada 20 Juni.
Nuryanto menjelaskan, ada beberapa kondisi yang sering memperlambat proses pemindaian. Dia mencontohkan kejadian tahun lalu. Terdapat lembar jawaban ujian sekolah (LJUS) beberapa siswa yang tidak terbaca di mesin milik pemprov. ”Kalau sudah begitu, dispendik kabupaten/kota asal siswa itu harus mencari lagi LJUS dan mencari penyebabnya, lalu mengembalikan lagi ke provinsi. Itu kadang yang buat lama,” terangnya.
Selain itu, jumlah sekolah di tiaptiap kabupaten/kota di Jatim berbeda. Jika jumlah SD banyak, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengirimkan hasil ke provinsi. ”Tapi, tahun lalu Surabaya sebagai salah satu kota dengan jumlah SD/ MI terbanyak ya tetap bisa mengumpulkan hasil sesuai deadline. Bahkan lebih cepat. Semoga tahun ini juga begitu,” tutur Nuryanto.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendik Kota Surabaya Eko Prasetyoningsih menyatakan belum mendengar rencana US dengan CBT. ”Kalau pemerintah pusat menyanggupi demikian, kami akan ikuti instruksinya,” ucap dia.
Bagi Eko, yang penting adalah menyelesaikan US tahun ini. Di Surabaya, pada hari kedua dan ketiga US, ada 13 siswa yang absen. Nanti mereka mengikuti ujian susulan yang diadakan pada 25–27 Mei. Lokasinya pun telah ditentukan. Yang perlu dipersiapkan adalah kondisi fisik siswa. Sebab, sebagian besar siswa absen karena sakit.
Sekarang dispendik telah memproses pemindaian lembar jawaban. Paling lama scanning ditarget pada 27 Mei. ”Termasuk untuk scanning dari yang ujian susulan. Supaya pengumuman kelulusan SD bisa dilaksanakan pada 20 Juni,” ucapnya. (bri/ina/c9/oni)