Dongkrak Daya Saing di Indonesia Timur
SURABAYA – Usaha kecil dan menengah (UKM) berpotensi menggerakkan perekonomian di wilayah Indonesia Timur. Sumber daya alam yang melimpah menjadi salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan.
’’Indonesia Timur berlimpah dengan bahan baku, tapi masih terkendala dengan sumber daya manusia dan infrastruktur,’’ kata Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Wilayah III (Indonesia Timur) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Endang Suwartini kemarin (27/5).
Pertumbuhan UKM di Indonesia Timur mempunyai karakteristik yang berbeda dengan wilayah lain. Pertumbuhan UKM di wilayah III lebih ditujukan kepada industri baru, sedangkan di wilayah lain lebih difokuskan pada daya saing UKM. ’’Kami memang lebih berfokus mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan menggerakkan perekonomian,’’ tutur Kasubdit Industri Produk Logam, Alat Angkut, dan Kreatif Telematika Direktorat UKM Wilayah III Kemenperin Mayu Swastha.
Kemenperin mengganggarkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk mengembangkan UKM di wilayah tersebut. Menurut Mayu, 95 persen UKM di Indonesia Timur bergerak di bidang mikro, dengan jumlah pekerja di bawah lima orang. Mayoritas UKM di Indonesia Timur bergerak di bidang pangan dengan persentase 50–60 persen. Disusul sektor
(tenun dan pakaian jadi) sebanyak 30 persen. Sekitar 10 persen lainnya berada di sektor perbengkelan dan industri kreatif. Sektor pangan, ikan, dan rumput laut merupakan komoditas mayoritas yang diolah UKM di sana. Pemerintah juga mempunyai strategi untuk mengatasi permasalahan SDM di wilayah tersebut. (vir/c14/agm)