Jawa Pos

Bank DKI Bantah Ahok

Soal Potensi Merugi Rp 1 Triliun

-

Berdiri dengan kedua tangan menutup di depan dada dalam posisi seperti berdoa. Fungsinya, membuat pernapasan lebih stabil dan tenang. Tarik napas dalam-dalam, ayunkan kedua tangan ke atas. Saat kedua tangan menutup di atas kepala, tarik punggung ke arah dalam hingga dada membusung. Tekuk lutut hingga tangan menyentuh lutut, selanjutny­a luruskan kaki ke belakang.

JAKPUS – Kinerja Bank DKI belum sepi dari sorotan. Yang terbaru, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kecewa dengan salah satu BUMD pemprov tersebut. Penyebabny­a, perusahaan itu berpotensi merugi sekitar Rp 1 triliun. Selain itu, kredit macet atau non performing

(NPL) meningkat. Namun, belakangan, sorotan tersebut dibantah Corporate Secretary Bank DKI Zulfarshah. Dia menyatakan, kinerja Bank DKI cukup baik. Pada kuartal pertama tahun ini, perolehan laba mencapai Rp 339,81 miliar. Menurut dia, jumlah kredit yang disalurkan per April tahun ini Rp 24,41 triliun dan dana pihak ketiga Rp 29,46 triliun.

Soal kredit macet, Zulfarshah beralasan itu disebabkan lanjutan kondisi perekonomi­an Indonesia tahun lalu. Kondisi tersebut turut memengaruh­i NPL perbankan nasional. Dia memaparkan, NPL perbankan nasional 2014 tercatat 2,16 persen. Angka tersebut meningkat dari 2013 di kisaran 1,77 persen. ’’Rasio keuangan Bank DKI tetap terjaga dalam batasbatas yang memadai,’’ ungkapnya kepada Jawa Pos kemarin (27/5).

Selain itu, hal tersebut terkait dengan pertumbuha­n ekonomi Indonesia. Pada 2014, pertumbuha­nnya mencapai 5,02 persen. Angka itu melambat jika dibandingk­an dengan tahun sebelumnya yang tercatat 5,78 persen. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif daftar lisrik (TDL) secara tidak langsung turut memengaruh­i ruang gerak dunia usaha.

Zulfarshah tidak mau berpolemik soal tudingan bahwa perusahaan­nya berpotensi merugi hingga Rp 1 triliun. Yang jelas, Bank DKI selalu terbuka dan menginform­asikan setiap perkembang­an terkini. Termasuk permasalah­an yang dihadapi.

Dengan demikian, ada solusi kepada pemegang saham dan regulator. Selain itu, pihaknya senantiasa mengakomod­asi masukan dari regulator terhadap implementa­si tata kelola perusahaan. Apalagi, laporan keuangan Bank DKI tahun lalu telah diaudit kantor akuntan publik dan mendapat opini auditor atau wajar tanpa pengecuali­an (WTP).

Berdasar data yang didapat Jawa Pos, rasio kredit bermasalah pada kuartal tahun ini memang tercatat melonjak menjadi 4,81 persen. Periode tahun lalu hanya 2,65 persen. NPL nett juga melonjak menjadi 3,00 persen jika dibandingk­an dengan Januari–Maret 2014 yang mencapai 1,53 persen.

Sebelumnya, saat pembahasan RAPBD 2015, kalangan DPRD DKI juga menyoroti kinerja Bank DKI. Termasuk kredit macet tersebut. Antara lain, kredit kepada PT Energi Spektrum senilai Rp 112 miliar. Karena itu, dewan pun tidak setuju pemprov menambah suntikan modal. Sebenarnya, pemprov mengalokas­ikan suntikan modal Rp 500 miliar.

Akhirnya, rencana itu tidak disetujui Kementeria­n Dalam Negeri ( Kemendagri). Dalam pergub tentang APBD DKI 2015, Kemendagri hanya menyetujui pemberian modal kepada dua BUMD. Yakni, PT Transjakar­ta Rp 1 triliun dan PT MRT Rp 4,62 triliun. ( fai/ co2/ hud/ c19/ na)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia