Target Tol Moker Meleset
Terkendala Lahan, Konstruksi Molor
MOJOKERTO – Proyek jalan tol Mojokerto– Kertosono (Moker) masih terkendala lahan. Karena pembebasan lahan tak kunjung tuntas hingga kini, target penyelesaian proyek tol yang melintasi wilayah Kabupaten Mojokerto tersebut sulit terealisasi tahun ini.
Sebelumnya, pengerjaan tol Moker ditargetkan rampung akhir 2015. Ada empat seksi pengerjaan yang melintasi sejumlah daerah. Target tersebut, tampaknya, bakal direvisi karena sampai kini progres konstruksi tol sepanjang 40,5 kilometer itu berjalan lambat.
Lahan yang telah dibebaskan saat ini memang lebih dari 50 persen. Yakni, seksi 2 hingga seksi 3 yang sama-sama melintasi wilayah Kabupaten Mojokerto. Namun, kondisi lahan yang sudah dibebaskan tersebut terpencar sehingga menyulitkan konstruksi. ’’Kendala terbesar kami dalam tahap konstruksi adalah pembebasan lahan. Kalau lahannya belum bebas, praktis pengerjaan konstruksi tidak bisa dilakukan,’’ kata Pimpinan Proyek Tol Moker Seksi 2 dan Seksi 3 Syamsul Chair kemarin (27/5).
Menurut dia, sejauh ini memang sudah banyak lahan yang terbebaskan. Tetapi, pengerjaan konstruksi tetap belum bisa dilakukan. Sebab, bidang tanah yang terbebaskan berlokasi acak dan terpisah sehingga secara teknis sulit dibangun.
Dengan kondisi itu, Syamsul menuturkan, pihaknya merasa pesimistis target penyelesaian tol Moker tahun ini dapat terealisasi. Berdasar kalkulasi, apabila lahan tak kunjung terbebaskan hingga Agustus nanti, tahap konstruksi pasti molor. Akibatnya, pengerjaan tol dipastikan meleset dari target akhir tahun ini. ’’Sekarang kami tetap kerjakan konstruksi di lahan yang ada seperti di Desa Penompo, Sidoharjo, dan Kemantren,’’ terang Syamsul.
Dia mengungkapkan, kendala lahan juga mengakibatkan pengerjaan jembatan pendekat sebagai akses pendukung jembatan tol di atas Sungai Brantas belum tergarap. ’’Prinsipnya, jika ada lahan yang sudah bebas dan bisa dikerjakan, kami kerjakan lebih dulu sambil menunggu lahan lainnya yang dalam proses pembebasan,’’ jelasnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Rahmad Suhariono menjelaskan, lahan terdampak tol Moker belum sepenuhnya terbebaskan. Sejumlah kendala menjadi penyebabnya. Misalnya, tingginya harga lahan yang diajukan warga dan keberadaan tanah kas desa yang menuntut proses administrasi panjang. (fen/c22/dwi)