Rusia dan Qatar Aman…untuk Sementara
PENYELIDIKAN dugaan korupsi di FIFA oleh Amerika Serikat dipicu kecurigaan atas proses terpilihnya Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Swiss malah secara resmi sudah menyebutkan bakal menginvestigasi kemenangan dua negara tersebut.
Dengan begitu sentralnya ”peran” Rusia serta Qatar itu, akankah hak dua negara tersebut untuk menyelenggarakan Piala Dunia dicoret? Direktur Komunikasi FIFA Walter de Gregorio menegaskan bahwa jatah Rusia dan Qatar tidak akan dihapus. ”Kami tak punya rencana melakukannya (membatalkan jatah tuan rumah bagi Rusia dan Qatar, Red),” kata De Gregorio seperti dikutip
Tapi, The Guardian melansir, negara-negara yang dikalahkan Rusia dan Qatar sudah mulai kasakkusuk untuk meminta pemilihan ulang. Misalnya AS dan Australia yang ikut bidding jadi tuan rumah Piala Dunia 2022 serta Portugal dan Spanyol untuk Piala Dunia 2018.
Maret lalu anggota Executive Committee FIFA Theo Zwanziger menyatakan bahwa status Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah semestinya dibatalkan. ”Itu solusi terbaik untuk meluruskan apa yang telah salah dalam pemilihan dua negara tersebut,” tutur mantan presiden DFB (Federasi Sepak Bola Jerman) itu.
Berbagai rumah taruhan pun langsung menyambar dampak gonjang-ganjing di FIFA tersebut. Inggris yang paling diunggulkan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 kalau Rusia benar dicoret.
Terpilihnya kedua negara yang ditetapkan pada 2 Desember 2010 memang sarat kontroversi. Tapi, Presiden FIFA Sepp Blatter bersikukuh bahwa tak ada yang salah dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. ”Tak ada yang akan menghalangi Rusia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia terbaik,” tegas Blatter belum lama berselang setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. (c9/ttg)