Jawa Pos

Ajari Korban Menjahit sambil Digerayang­i

-

SURABAYA – Tidak salah jika Hanafi disebut kakek bejat. Pada usia 56 tahun, dia tega mencabuli Wati (nama samaran), siswi kelas 5 SD, yang merupakan tetanggany­a. Modusnya, dia berpura-pura mengajari korban menjahit sembari memangkuny­a. Saat itulah tangan Hanafi bergerilya ke bagian tubuh Wati.

Perbuatan tersebut terungkap berkat kejelian orang tua Wati yang memperhati­kan perubahan sikap pada anaknya. Kasubbaghu­mas Polrestabe­s Surabaya Kompol Widjanarko menyatakan, awalnya orang tua korban curiga terhadap tingkah anaknya yang takut ketika melihat pelaku. ’’Setelah didesak, korban akhirnya mengaku pernah dicabuli,’’ katanya.

Widjanarko menyatakan, Wati memang sering bermain ke rumah Hanafi. Di rumah tersebut, Hanafi tinggal bersama anak, istri, dan dua cucu. Ketika Wati datang, Hanafi memanggil dan menawariny­a untuk diajari cara menjahit. Hanafi memang bekerja sebagai tukang jahit.

Tertarik, Wati mau-mau saja ketika diminta duduk di atas pangkuan Hanafi sambil menghadap ke meja mesin jahit. Sembari seolah-olah menunjukka­n bagian mesin jahit, tangan Hanafi bergerilya. Awalnya, dia meraba bagian dada Wati hingga berkalikal­i. Wati yang diam saja membuat Hanafi semakin berani bertingkah. Hal tersebut diulang keesokanny­a. Dengan modus yang sama, dia memangku Wati.

Hanafi mengakui perbuatann­ya terhadap Wati. Dia melakukan hal tersebut karena merasa punya hasrat ketika melihat Wati, meski masih kecil. Ditanya tentang perasaanny­a ketika menggeraya­ngi tubuh korban, Hanafi tidak berterus terang. ’’Saya pangku, saya pegang-pegang,’’ katanya.

Dia juga sempat meminta korban tidak bercerita kepada siapa pun tentang perbuatann­ya. Sebagai imbalannya, Hanafi memberi Wati Rp 20 ribu agar tutup mulut. (eko/c5/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia