Kapal Garuda Dibeli Perusahaan Amerika
Prestasi UKM Maritime Challenge ITS Mendunia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memiliki unit kegiatan mahasiswa yang berfokus pada bidang kebaharian. Namanya adalah Maritime Challenge. UKM tersebut menyabet beberapa penghargaan kompetisi berlevel
AGUSTUS tahun ini, UKM Maritime Challenge (MC) mengadakan Indonesia Maritime Challenge Event (National Students Seamanship Contest). Kompetisi yang diselenggarakan kali pertama itu mengadopsi sistem International Contest of Seamanship and Boatbuilding-Atlantic Challenge (ICSBAC) yang rutin diikuti tim MC. ’’Kami juga ingin menjadi penyelenggara. Tak hanya jadi peserta,’’ jelas Tomy Dwi Reynaldi, salah seorang anggota tim MC.
Dia mengatakan, penghargaan pertama yang diraih tim MC adalah The Spirit of Atlantic Challenge Award pada 2002. Penghargaan tersebut diberikan kepada tim yang selama kompetisi menunjukkan integritas yang baik. Mulai semangat maritim yang tinggi, selalu on time, bisa membaur dengan warga sekitar, hingga mempunyai toleransi tinggi.
Penghargaan itu, lanjut Tomy, sempat tidak bisa dipertahankan tim MC selanjutnya. Hingga pada laga ICSBAC 2012 di Irlandia, tim MC 2012 merebut kembali penghargaan tersebut. ’’Pada kompetisi yang sama di Prancis 2014, kami berhasil mempertahankan penghargaan itu,’’ ucap mahasiswa teknik fisika tersebut. Tomy masuk dalam tim inti MC kala itu.
Selama ikut event dunia tersebut, Tomy mengetahui bahwa Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan dua keunggulannya. Yakni, semangat kebahariannya yang tinggi hingga selalu menyabet penghargaan dalam kategori semangat kemaritiman.
Yang lebih membanggakan, dunia luar menganggap Indonesia andal dalam membuat kapal. Karena itu, kapal generasi kedua MC yang bernama Garuda telah dibeli salah satu perusahaan Amerika. Kapal generasi ketiga bernama Rojosegoro masih disewa salah satu perusahaan Lituania. ’’Kapal Rojosegoro dijadikan sebagai kapal percontohan di sana,’’ papar Tomy yang juga didapuk sebagai ketua panitia Indonesia Maritime Challenge Event tersebut.
Kini tersisa dua kapal, yaitu kapal Merdeka yang disimpan dalam bengkel di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan kapal Baita Sena yang biasa digunakan untuk latihan di Kenjeran. Semua kapal itu dibuat sendiri oleh anggota MC.
Anggota lain, Rachmat Syafikri, menambahkan, semua anggota MC tidak hanya harus bisa mendayung, tapi juga membuat kapal. Karena itu, semua calon anggota sudah diberi materi soal kapal hingga diajak ke bengkel kapal untuk simulasi pembuatan. ’’Ada yang bilang, Maritime Challenge itu UKM paling keras,’’ papar Fikri, panggilan mahasiswa jurusan desain manufaktur PPNS tersebut.
Supaya terlatih selama mendayung, semua tim MC harus menjalani latihan fisik. Latihan fisik dibedakan menjadi dua. Yakni, latihan fisik yang dilakukan setiap hari dan latihan mendayung. Pada pukul 05.00, semua anggota MC lari keliling ITS, dilanjutkan dengan push-up, rope work, sit-up, dan lainnya. ’’Sedangkan, latihan dayung dilakukan Sabtu dan Minggu di Pantai Kenjeran,’’ paparnya. (*/c7/ai)