Jawa Pos

Ingin Ciptakan Kota Maju yang ’’Human Being’’

Eksistensi Surabaya semakin diakui dunia. Kota ini bahkan bisa bersanding sejajar dengan kota lain di negara-negara maju. Jika terus berjalan Surabaya bahkan bisa lebih baik daripada Singapura. Itu pula harapan Wali Kota Tri Rismaharin­i.

-

Membangun infrastruk­tur kota. Mulai MERR,

pedestrian, hingga

Merevitali­sasi Siola. Mewujudkan Museum Surabaya. Memajukan teknologi informasi. Layanan e-kios dan

Menghidupk­an tingkat literasi, membangun taman baca.

Memberdaya­kan warga sekitar eks lokalisasi Dolly.

Menata sentra UKM dan PKL.

Membangun Surabaya Intelligen­t Transport System. Membangun angkutan masal cepat (AMC) berbasis trem dan monorel. Membangun jalur lingkar luar timur (JLLT)

dan jalur lingkar luar barat (JLLB).

on the right track,

Tahun ini Surabaya berusia 722 tahun. Menurut Anda, bagaimana Surabaya saat ini?

Surabaya saat ini menuju kota yang efektif dan efisien. Itu yang sedang saya bangun. Pembanguna­n jangan sampai membuat warga tertekan. Singapura memang maju, tapi lihat orang-orangnya. Di mana-mana mereka serius terus, kayak orang stres saja. Jadi, pembanguna­n harus berjalan, tapi orang harus merasa semakin nyaman tinggal di Surabaya. Jika merasa nyaman, orang bisa bekerja dengan gembira. Jangan sampai orang menjadi stres gara-gara pembanguna­n. Karena itu, saya sering turun ke bawah untuk bertemu warga. Setiap minggu saya ajak senam. Saya bangun taman dan lapangan olahraga juga biar warga bisa berkumpul. Kalau sudah begitu, semua akan merasa gembira. Itu penting untuk Surabaya masa depan. Kota ini harus menjadi kota yang sangat Apa saja yang harus diperbaiki? Masa depan Surabaya ditentukan anak-anak kita sekarang. Karena itu, kita harus memperhati­kan anak-anak kita. Pembinaan harus dimulai dari sekarang. Puluhan tahun lagi saat infrastruk­tur siap, anak-anak mampu menggerakk­an ekonomi di Surabaya. Mereka bisa menjadi tuan dan nyonya di kota

sendiri. Pembinaan apa yang telah dilakukan pemkot untuk anak-anak Surabaya? Dalam membina SDM itu, memang tidak terlihat langsung hasilnya. Beda halnya dengan membangun gedung atau jalan. Tapi, saya memang tidak fokus membangun karya monumental saja. Tidak apa-apa meski

Saya tidak mementingk­an kosmetik. penting hasilnya kelak. Yang pasti, pemkot telah melakukan berbagai upaya. Hasilnya cukup baik. Dulu hanya ada 300 siswa berprestas­i. Saat ini sudah 5 ribu. Bukan tidak mungkin nanti semua anak di Surabaya berprestas­i. Yang perlu diingat, setiap anak punya talenta dan kecerdasan intelektua­l masingmasi­ng. Jadi, bukan hanya anak yang pintar matematika yang berhasil. Tapi, juga olahraga, tari, dan yang lain. Bagaimana Surabaya di mata dunia? Surabaya sudah dikenal dunia. Saya

rutin menjadi pembicara di Jepang. Banyak lembaga dunia yang sering mengundang saya. Mereka ingin tahu lebih dalam tentang perkembang­an Surabaya. Saya berharap kualitas infrastruk­tur Surabaya juga bisa menyamai kota-kota maju lain di dunia. Minimal seimbang. Jalan-jalan pokok di kota harus lebih bagus lagi. Itu diimbangi kinerja pelabuhan yang menjadi pintu masuk Indonesia Timur. Dengan begitu, Surabaya akan luar biasa. Saya berani jamin. Biar efisien, proporsi angkutan masal harus lebih banyak daripada kendaraan pribadi. Targetnya 60 persen moda transporta­si umum biar sehat dan tidak macet. Apa perubahan yang sudah dilakukan? Pertama saya menjabat, jangkauan air bersih hanya 70 persen. Mau menaikkan 1 persen saja sulitnya setengah mati. Sekarang naik jadi 92 persen. Dulu warga membayar sendiri untuk memasang jaringan pipa sekunder. Padahal, harganya mahal. Warga harus urunan. Saya bilang,

pasang. Yang miskin tidak perlu membayar. Saya juga membuat sentra PKL, pasar, pahlawan ekonomi, dan kampung unggulan. Daya jangkau layanan juga lebih baik. Gas, drainase, dan sanitasi kota. Contoh kecilnya, petani garam sudah menggunaka­n teknologi. Dulu hanya bisa panen sebulan sekali, kini tiga minggu sekali. Dulu cuma 115 kilogram, sekarang 500 kilogram. Tahun depan Surabaya siap berinvesta­si untuk membangun jaringan pipa gas. Jadi, gas disalurkan langsung ke dapur rumah. Lebih murah dan aman. Warga bisa menghemat uang belanjanya sampai 50 persen.

Bagaimana kesiapan Surabaya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

Surabaya paling siap MEA jika dibandingk­an dengan kota lain. Kami memiliki 3.000 unit usaha. Yang lain masih adem ayem, saya sudah siap-siap. Saya sampaikan hingga kepada masyarakat paling bawah. Sampai ke kampungkam­pung, orang tua, anak-anak, dan mahasiswa. Saya belajar sendiri langkah langkahnya. Soalnya, belum ada dari pusat. (nir/c6/oni)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? jalur
being. gak ketok.
Sing
human
aja
pokoke
guidance
DIPTA WAHYU/JAWA POS jalur being. gak ketok. Sing human aja pokoke guidance
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia