Manfaatkan Kecanggihan Teknologi Informasi
WALI Kota Tri Rismaharini selalu memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk menjalankan tugasnya. Dia bahkan bisa memantau kinerja semua dinas di bawahnya langsung melalui ponsel. Semuanya serba- online.
Dengan teknologi tersebut, tata kelola pemerintahan di Surabaya menjadi lebih efektif dan efisien. Juga, lebih transparan dan akuntabel. Sebab, ada pengawasan internal yang mumpuni melalui sistem e-government. Pengelolaan sistem tersebut telah menjadi role model nasional. ”Aplikasi elektronik ini menjadi embrio nasional,” ujar Risma.
Alumnus ITS itu mengatakan, aplikasi pemerintahan tersebut ada sejak 2002. Selama 13 tahun beroperasi, banyak daerah yang belajar menggunakan aplikasi tersebut pada Surabaya. Kota sekelas Jakarta pun berguru pada Surabaya. Semasa Presiden Jokowi menjadi gubernur Jakarta, Pemprov DKI mengirimkan enam petugas untuk mempelajari sistem tersebut.
Aplikasi elektronik andalan pemkot itu, antara lain, e-budgeting (pengaturan standar harga barang dan jasa), e-controlling (pengawasan serapan anggaran), serta e-procurement (pengadaan barang dan jasa). Menurut Risma, aplikasi-aplikasi itu mampu memutus mata rantai korupsi. Dia mencontohkan, jika ada dinas yang mengajukan pembangunan jalan, pihaknya bisa mengetahui penggunaan anggaran apakah wajar atau tidak.
Karena itu, Risma bisa mengontrol langsung penggunaan anggaran. Dia mengatakan, selama ini banyak pihak menanyakan kekuatan keuangan Surabaya yang mampu membangun banyak infrastruktur baru. ”Saya ditanya dapat uang dari mana. Sebenarnya uangnya sedikit, tapi pengelolaannya efektif,” ucapnya.
Selain itu, Risma memiliki sistem jaringan komunikasi dengan para kepala dinas. Termasuk dengan lurah, camat, dan asisten di pemkot. Dengan begitu, laporan apa pun yang masuk bisa disampaikan dan didiskusikan bersama. Misalnya, saat ada kawasan positif demam berdarah. Risma bisa dengan mudah menggerakkan dinas kesehatan, kelurahan, dan RW. ”Saat berada di Jakarta pun, saya bisa memantau kondisi di Surabaya. Bahkan, disposisi surat juga bisa dari jauh. Ini salah satu upaya pemkot menghadapi MEA nanti,” ungkapnya.
Kemajuan teknologi informasi tersebut juga dirasakan langsung oleh warga. Sebab, pemkot telah mengaplikasikan e-kios. Warga bisa dengan mudah mengakses pelayanan publik. Risma mencontohkan, warga yang akan ke rumah sakit bisa mendaftar melalui e-health di mesin e-kios. Masyarakat tidak perlu lagi mengantre mulai pukul 02.00. Sebab, mereka bisa mendaftar melalui mesin di berbagai kantor pemerintahan, bahkan lewat internet pribadi.
Ada lagi sistem Surabaya Single Window (SSW). Yakni, permohonan izin secara Risma mengungkapkan, semua itu bertujuan mengenalkan warga pada dunia global. Risma ingin seluruh lapisan warga bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan teknologi informasi yang mumpuni, Surabaya akan mampu bersaing dengan negara lain. ”Nanti tidak ada border antarnegara. Kita harus siap,” ucapnya.
Keunggulan teknologi tersebut diakui Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja. Pimpinan lembaga antirasuah itu menyebutkan, Surabaya mampu membangun Surabaya yang berintegritas. ”Saya tanya ke Bu Risma, bagaimana nasib Surabaya kalau ditinggal. Beliau bilang sudah membangun ment. Ini luar biasa,” ujar pria berusia 55 tahun itu. (nir/c7/oni)