Jaringan Wifi Menjangkau Ribuan RW
Predikat alias kota berwawasan teknologi informasi dicanangkan Surabaya sejak tiga tahun lalu. Saat ini beragam peranti pendukungnya terus diperkuat.
cyber city
PEMKOT Surabaya tidak setengah-setengah menjalankan agendanya untuk mendekatkan infrastruktur internet kepada warganya. Dengan sokongan APBD, pemkot memfasilitasi pemasangan jaringan internet sampai tingkat rukun warga (RW).
Fasilitas tersebut dipasang di tempat yang disepakati bersama. Biasanya, di balai RW atau rumah ketua RW. Yang jelas, warga dapat mengaksesnya sewaktu-waktu.
Misalnya, 63 RW di Kecamatan Simokerto. Semua balai RW di kecamatan itu dipasangi wifi. ’’Kualitasnya selalu ditingkatkan. Jadi, sekarang tidak lemot lagi,’’ kata Kasi Fisik dan Sarana Kecamatan Simokerto Prija Ardyanta kemarin (26/5).
Fasilitas wifi itu juga dapat diakses di kan tor kelurahan dan kecamatan. Warga yang se dang mengantre pelayanan dapat me manfaatkannya untuk secara gratis. ’’ Tinggal
nya ke pe tu- minta gas,’’ ujarn ya.
Sebanyak 45 RW di Krembangan, 38 RW di Kenjeran, dan 21 RW di Bulak juga telah menerima distribusi modem wifi. ’’Bahkan, Maret ini sudah ada modem dengan kualitas terbaru dan tentunya lebih bagus di balai RW. Juga di kelurahan,’’ kata Camat Krembangan Yanu Mardianto.
Selain mendistribusikan modem wifi, pemkot mengembangkan program e-kios. Diluncurkan pada 10 November 2014, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, e-kios dioperasikan per 1 Januari tahun ini kepada lebih dari 1.300 RW.
Alat yang bentuknya mirip dengan anjungan tunai mandiri (ATM) tersebut bisa dipakai untuk mengakses banyak pelayanan. Di antaranya, sistem pelayanan perizinan terpadu yang biasa disebut Surabaya Single Window (SSW).
Selain itu, pendaftaran pemeriksaan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit ( e-health) dan pe l a yanan kependudukan (e-lampid). Lampid merupakan akronim dari lahir, mati, pindah, dan datang. Bukan hanya itu, perubahan data kependudukan dan pendaftaran pernikahan pun dapat dilakukan secara online. Mesin e-kios yang berwarna oranye tersebut diletakkan di kelurahan, kecamatan, puskesmas, rumah sakit, dan Kantor Pemkot Surabaya.
Kepala Dinas Dispendukcapil Surabaya Suharto Wardoyo mengatakan, melalui e-lampid, seharusnya ketua RT dan ketua RW memverifikasi berkas-berkas kependudukan warganya secara online. Mereka sudah memiliki username dan password masingmasing. Tapi, banyak yang tidak melakukannya. Mereka masih lebih suka memberikan surat pengantar secara konvensional dengan menggunakan kertas.
’’ Yang seperti itu sudah jadul. RT dan RW seharusnya bisa melakukan verifikasi secara online,’’ kata Suharto. Padahal, lanjut dia, program e-lampid sudah berjalan enam bulan.
Selain untuk memperlancar pelayanan kepada masyarakat, pemkot kini menyiapkan dua aplikasi baru. Yakni, pengawasan pemberian bantuan untuk warga kurang mampu dan pengendalian sistem penanggulangan bencana daerah. ’’Dalam waktu dekat selesai,’’ kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Antiek Sugiharti.
Hadirnya e-kios direspons luar biasa. Meski sempat ada masalah koneksi yang sering lambat, warga tetap merasa sangat terbantu. Sejauh ini pemanfaatan e-kios masih didominasi pengurusan akta lahir dan kematian. ’’Banyak warga yang memanfaatkannya. Hanya, koneksi yang lambat itu masih terus kami upayakan (untuk ditingkatkan, Red),’’ ujar Camat Bulak Suprayitna. (jun/aya/lyn/c6/pri)