Jawa Pos

Taman Berwarna Saingi Tulip Belanda

-

SEKELOMPOK anak tampak bersepeda di sebuah taman. Mereka terus berputar-putar tanpa henti. Luasan taman dengan hamparan bunga warna-warni itu seakan tak habis untuk mereka jelajahi. Itu adalah sebuah taman yang berlokasi di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Keputih. Rencananya, kebun berbunga tersebut dikembangk­an hingga menjadi yang terbesar di Asia.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Chalid Buhari mengatakan, kebun yang diberi nama Taman Harmoni itu akan melengkapi koleksi ratusan taman di Surabaya. Uniknya, taman tersebut akan ditumbuhi bunga yang mekar sepanjang tahun. Berbeda dengan taman lain di luar negeri yang hanya berbunga pada musim-musim tertentu.

Di tempat tersebut, akan dibuat blok-blok taman. Setiap blok memuat satu warna dari jenis bunga tertentu. Setiap tumbuhan yang ditanam di taman itu juga harus berbunga. Nanti minimal ada 70 jenis tanaman di Taman Harmoni. ”Perinciann­ya, 38 jenis pohon berbunga dan 32 jenis semak perdu berbunga,’’ ujar Chalid.

Menurut dia, pemkot akan menyulap tempat yang identik dengan kotor dan bau menjadi asri dan indah. Chalid mengungkap­kan, pembanguna­n taman dimulai pada 2012. Ketika itu, lahan seluas 45 hektare tersebut tidak mampu lagi menampung tumpukan sampah yang datang setiap hari. Warga protes karena bau tidak sedap sangat mengganggu. Akhirnya, lokasi TPA dipindahka­n ke Benowo dan TPA Keputih menjadi lahan kosong.

Lahan tersebut kemudian dimanfaatk­an Wali Kota Tri Rismaharin­i untuk mewujudkan taman bertaraf internasio­nal. Di antara luas total 45 hektare, pemkot menggunaka­n 8,6 hektare lahan sebagai lokasi taman. Awalnya, DKP akan membangun 3,8 hektare lahan sebagai tahap pertama. Berbagai tumbuhan berbunga ditanam di tempat itu. Beberapa alat permainan anak-anak juga ditempatka­n di sana untuk menunjang fungsi taman.

Pada tahun ini DKP membangun kembali Taman Harmoni seluas 4,8 hektare. Pembanguna­n tersebut mengganden­g pihak ketiga. Rencananya, pada akhir Mei ini pembanguna­n dimulai. Targetnya, taman itu tuntas pada akhir 2015.

Menurut Chalid, Taman Harmoni juga dilengkapi tanaman-tanaman langka dari dalam dan luar negeri. Misalnya, jakaranda, golden penda, cannonball tree, sempur, kopsia, dan sarca. Tanaman tersebut sudah disesuaika­n dengan iklim Indonesia sehingga bisa tumbuh dengan baik. ”Taman ini akan kami jadikan area pembibitan untuk melestarik­an tanaman-tanaman langka,” ucapnya.

Berbagai infrastruk­tur juga disiapkan pemkot. Salah satunya memperbaik­i saluran air di sekitar lokasi. Kemudian, membangun air mancur di tengah taman, playground, tempat parkir, toilet, dan rumah jaga. ’’Kami juga akan memberikan label pada tiap-tiap tanaman. Isinya, informasi mengenai nama tanaman dan penjelasan­nya,’’ paparnya.

Pemkot juga akan memperbaik­i hutan bambu di sekitar lokasi taman. Di tempat tersebut akan dibangun jalan setapak sebagai jalur pedestrian. Nanti warga bisa menikmati keindahan hutan bambu dengan mudah karena sudah ada lintasan tersendiri. ’’Taman ini akan dibuat sangat indah sehingga bisa menjadi destinasi wisata di area timur,’’ tuturnya.

Sebelumnya, Surabaya memiliki Taman Bungkul yang menyabet penghargaa­n berskala dunia. Menurut Chalid, Taman Bungkul meraih penghargaa­n lantaran lengkapnya aspek kebutuhan di sana. Mulai aspek sosial, ekonomi, hingga religius. Setiap hari warga berkumpul di taman tersebut untuk melakukan berbagai hal. ”Taman di luar mungkin lebih bagus, tapi tidak digunakan setiap hari, hanya waktu tertentu. Sedangkan Bungkul selalu ramai,’’ ujarnya.

Dia menambahka­n, taman yang terletak di Jalan Raya Darmo itu dulu hanya sebuah kompleks pemakaman tua. Salah satu jenazah yang dikebumika­n adalah Ki Ageng Bungkul. Seorang tokoh religius yang dihormati warga Surabaya. Namun, sejak direnovasi pada 2007, penampakan­nya berubah menjadi lebih asri.

Pada 2013 PBB menobatkan taman yang dibangun pada lahan seluas 900 meter persegi itu sebagai taman terbaik se-Asia. Jika dulu Surabaya identik dengan hawa panas, kini di seantero kota terhampar rimbunan bunga dan pohon-pohon. Taman Bungkul benar-benar menjadi tempat wisata yang komplet. Karena itu, taman tersebut tersohor hingga ke mancanegar­a.

Chalid mengatakan, dilihat dari aspek sosial, Taman Bungkul merupakan tempat pertemuan bagi banyak komunitas. Antara lain, skateboard dan sepeda. Warga juga bisa menggunaka­n tempat tersebut untuk beristirah­at. Selain itu, Bungkul menjadi jujukan warga untuk mengurus surat-surat penting yang disediakan dinas-dinas tertentu di taman tersebut.

Dari aspek ekonomi, Taman Bungkul digunakan sebagai lokasi sentra PKL yang menjajakan berbagai macam kuliner. Karena itu, setiap hari perputaran roda ekonomi terjadi di tempat tersebut. ”Dari pagi hingga pagi lagi, taman ini selalu dikunjungi warga,’’ ucap Chalid.

Wali Kota Tri Rismaharin­i menambahka­n, Taman Harmoni akan menjadi ikon Surabaya. Kota ini tidak hanya menjadi pusat bisnis, tapi juga destinasi wisata. Dengan begitu, taman juga bisa menggerakk­an ekonomi warga. Lingkungan pun makin asri dan hijau. Karena itu, Surabaya makin mengukuhka­n gelarnya sebagai kota dengan penataan lingkungan yang maju. ”Taman di Surabaya tidak akan kalah dengan taman bunga tulip di Belanda,” ujar istri Ir Djoko Saptoadji itu.

Menurut Risma, dua taman berstandar internasio­nal tersebut memiliki keunikan masingmasi­ng. Taman Bungkul dikenal dengan sisi kegiatanny­a yang hidup. Lokasinya strategis. Namun, tempatnya kecil. (nir/ant/c7/oni)

 ?? DIKA/DETEKSI ?? TAMAN MUNDU: Taman di Jalan Tambaksari yang begitu bersih ini populer dengan rimbunan pohon dan air mancur yang menawan bertabur cahaya warna-warni saat malam tiba.
DIKA/DETEKSI TAMAN MUNDU: Taman di Jalan Tambaksari yang begitu bersih ini populer dengan rimbunan pohon dan air mancur yang menawan bertabur cahaya warna-warni saat malam tiba.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia