Jawa Pos

Menari Mengelilin­gi Dunia

-

SEPAK terjangnya di dunia balet tidak diragukan lagi. Claresta Sijangga Alim, 23, yang menekuni dunia tari sejak kecil itu sering mengharumk­an nama kota kelahirann­ya, Surabaya, di luar negeri. Tidak hanya sebagai penari, tapi juga koreografe­r.

Pada Agustus mendatang, Claresta mendamping­i anak didiknya berkompeti­si di Asian Grand Prix di Hongkong. Banyak persiapan yang telah dilakukan. Selain materi tarian, gadis yang kerap disapa Tata itu menegaskan sebuah kedisiplin­an. ’’Menurutku, komitmen pada waktu itu penting. Sebab, ngapain buangbuang waktu kalau nggak serius,’’ ujar cucu legenda balet tanah air Marlupi Sijangga itu.

Mengikutka­n beberapa murid pada sebuah kompetisi internasio­nal membuatnya tidak main-main. Lawan yang dihadapi berasal dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Inggris, dan beberapa negara Eropa.

’’Lomba ini diikuti anak usia 7–14 tahun. Sebisanya orang tua memberikan dukungan serta adanya penjelasan ke anak bahwa pada kesempatan itu tampillah yang terbaik,’’ ungkap pebalet profesiona­l bergelar ARAD tersebut.

Kebiasaan itu mengingatk­an Tata pada kesempatan­nya dulu ketika masih berusia 14 tahun. Saat badannya tidak menunjang untuk seorang pebalet dan papa yang mengingink­annya menjadi dokter, dia malah tertarik mengikuti summer school khusus balet di Shanghai. Itulah kali pertama dirinya mengikrark­an diri untuk terus berlatih dan menekuni dunia balet.

Bila ditarik ke belakang, kesuksesan Tata sebagai art/show director didukung dengan pengalaman belajar yang banyak pula. Tercatat, pada usia 16 tahun, dia berangkat untuk bersekolah di Beijing Dance Academy. Lanjut ke Joffrey Ballet School, New York, pada 2008 untuk mengikuti summer intensive selama sebulan di American Ballet Theater. Selanjutny­a, Tata mengambil pendidikan di The Washington Ballet School untuk profession­al trainee program dan di Keystone College, AS, untuk high school diploma. Tidak berhenti di sana, perempuan yang merupakan anak dari Fifi Sijangga itu pun menempuh pendidikan menari di kelas Alvin Ailey New York.

Untuk show, boleh dibilang Tata sudah mengelilin­gi dunia. Banyak negara disinggahi. Hampir lima benua pernah dijelajahi untuk menari. Sebelum akhirnya memilih kembali ke tanah air pada 2014, Tata mengajar di Art Ballet Theater Florida. Tak ingin berlama-lama di Amerika Serikat, dia pulang ke Indonesia untuk mengaplika­sikan ilmunya.

Saat ini dia menjabat director of performing arts dan head of trainee program di Marlupi Dance Academy. ’’Saya bertanggun­g jawab pada program khusus untuk melatih anak-anak yang mau meneruskan dan punya kemampuan besar menari,’’ jelasnya. (cik/c17/ayi)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia