Nilai 125 Ribu Siswa SMP di Bawah 55
Surabaya Peringkat Keempat Se-Jatim
SURABAYA – Tahun ini ujian nasional (unas) SMP tak menentukan kelulusan. Namun, kenyataannya, banyak siswa yang mendapat nilai rata-rata unas di bawah standar kompetensi lulusan (SKL), yakni 55.
Berdasar data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jatim, tahun ini 21,55 persen atau 125.650 siswa dari total 582.936 murid SMP/ MTs mendapat nilai rata-rata di bawah SKL. ”Secara nasional, nilai unas SMP memang turun. Begitu juga di Jatim,” kata Kepala Dikbud Jatim Saiful Rachman. Hal tersebut sangat mungkin disebabkan tidak digunakannya hasil unas sebagai penentu kelulusan.
Bila dilihat per mata pelajaran (mapel), jumlah siswa yang nilainya di bawah 55 malah lebih banyak. Pada mapel bahasa Indonesia, terdapat 41.875 siswa yang mendapat nilai di bawah 55. Sementara itu, pada mapel bahasa Inggris, ada 118.782 siswa. Jumlah yang tak jauh berbeda, yakni 111.888 siswa, mendapat nilai di bawah 55 pada matematika. Selain itu, ada 126.106 siswa yang mendapat nilai di bawah minimal pada mapel IPA.
Saiful menjelaskan, siswa yang memperoleh nilai di bawah SKL dapat mengikuti unas perbaikan. Hanya, jadwal dan peraturan unas
Reni Rohania Hidayati
398,0
396,0
395,5
393,5 SMPN 1 Bangkalan Audrey Marsha Kusumawardhani SMPN 2 Madiun
Eka Nurul Aini SMPN 5 Bangkalan Jonathan Maximilian Surya Atmaja SMPN 1 Surabaya perbaikan tingkat SMP belum dapat dipastikan. ”Kami belum tahu nanti peraturannya seperti apa. Belum ada juknisnya,” katanya.
Tahun ini Surabaya harus legawa karena tidak memperoleh gelar juara. Dari kategori SMP, Surabaya menduduki peringkat keempat untuk siswa peraih nilai unas terbaik. Siswa tersebut adalah Jonathan Maximilian Surya Atmaja, siswa SMPN 1. Total nilai unasnya 393,5. Sedangkan peringkat pertama diraih Reni Rohania Hidayati dari SMPN Bangkalan 1 dengan nilai total unas 398.
Begitu juga kategori MTs. Tidak ada sekolah di Surabaya yang berhasil masuk peringkat tiga besar. Peringkat pertama lagi-lagi diduduki siswa dari Bangkalan, tepatnya dari MTs Nurul Cholil.
Dengan perolehan nilai unas tersebut, Saiful tetap optimistis tingkat kelulusan siswa SMP sederajat mendekati 100 persen. Kelulusan siswa dilihat dari perolehan nilai sekolah. Nilai sekolah adalah gabungan nilai rapor (50– 70 persen) dan nilai ujian sekolah (30–50 persen). ”Ya, harapannya pasti ingin lulus 100 persen. Tapi, kelulusan untuk siswa SMP ditentukan oleh sekolah,” papar mantan kepala SMKN 4 Malang tersebut.
Saiful mengimbau seluruh sekolah di Jatim jujur dalam menentukan kelulusan siswa. Secara serentak, kelulusan siswa SMP sederajat akan diumumkan besok (10/6).
Meski begitu, Saiful mengungkapkan bahwa sertifikat hasil ujian nasional (SHUN) tingkat SMP sederajat belum turun sampai saat ini. ”Kami belum menerima master file dari pusat. Kalau terdesak nanti belum turun, siswa dapat menerima surat keterangan lulus sementara,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Ikhsan menyatakan belum melihat secara terperinci nilai unas siswa SMP di Surabaya. ”Saya dengar memang secara nasional turun, namun untuk Surabaya harus kami lihat dulu,” ucapnya.
Dia baru bisa melihat penurunan nilai setelah verifikasi. Nah, verifikasi baru dilakukan hari ini (9/6) di salah satu SMP negeri di daerah selatan. Lalu, kelulusan siswa Surabaya akan diumumkan secara serentak besok pada pukul 15.00.
Seperti pengumuman kelulusan SMA, Ikhsan meminta semua siswa berada di rumah. Pengumuman bisa dilihat lewat website dispendik dan sekolah. Nanti siswa yang tidak lulus dihubungi oleh pihak sekolah. Langkah tidak mengumpulkan siswa di sekolah juga diambil untuk mengantisipasi konvoi dan coretcoret baju sekolah.
Ikhsan mengatakan telah berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya dan Polres Pelabuhan Tan jung Perak untuk mengantisipasi konvoi. Kesepakatannya, aparat kepolisian akan menerjunkan personel sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, akan disiagakan pasukan dari dinas perhubungan, satpol PP, dan bakebanglinmas. (bri/ina/c11/ai)