Jalan Kaki 2 Km, lalu Santap Nasi Bersama
Acara Ritual Barong Ider Bumi Setiap 2 Syawal
BANYUWANGI – Warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, menggelar ritual adat Barong Ider Bumi kemarin (18/7). Warga yang berkostum Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) turut meramaikan ritual yang dihelat setiap 2 Syawal Hijriah tersebut.
Sebelum diberangkatkan, iring-iringan barong itu diawali tetabuhan angklung dan gamelan. Sejumlah penari yang menampilkan tarian jaran goyang tampil di panggung pemberangkatan terlebih dahulu. Selain itu, ada penari yang mengenakan kostum bertema kebo-keboan. Ada pula ornamen gerbang pembuka atau lawang kori yang dihias bermacam hasil bumi, misalnya buah pisang, kelapa, jagung, dan padi.
Sekitar pukul 14.00 tradisi Barong Ider Bumi dimulai. Diawali dengan lemparan beras sembur utik-utik yang dipimpin Sekkab Banyuwangi Slamet Karyono, rombongan pun mulai berjalan ke barat Desa Kemiren. Penonton yang sejak awal menunggu langsung berkerumun di tepi jalan desa. Sebagian penonton berjalan kaki di belakang rombongan.
Di dalam rombongan, terdapat beberapa anak yang mengenakan kostum pitik-pitikan dan macan-macanan. Ada pula sejumlah perempuan yang berpakaian serbaputih di belakang iringan kereta kuda yang dinaiki Sekkab Slamet Karyono dan istri, Ny Susy Karyono.
Setelah berjalan kurang lebih dua kilometer, rombongan tiba di depan Sanggar Genjah Arum yang dipercaya sebagai tempat mangku barong. Di sanggar tersebut me reka disambut suguhan pisang dan kopi. Setelah beristirahat, mereka kembali menuju tempat pemberangkatan di lawang kori.
Di antara rombongan, terjadi perubahan penunggang dua kuda yang berada di depan kereta kuda. Yakni, Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Banyuwangi Agung digantikan Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan dan Camat Glagah Setyo Puguh Widodo.
Sesampai di gerbang keberangkatan, warga langsung menggelar tikar. Tidak lama kemudian, bakul berisi nasi dan nampan berisi menu pecel pitik diletakkan di tengah. Setelah berdoa bersama, warga langsung menyantap kuliner khas Banyuwangi tersebut.
Menurut Suhaimi, ketua panitia Barong Ider Bumi, acara tersebut merupakan ritual ke-141. Tradisi Barong Ider Bumi kali pertama diselenggarakan pada 1840 saat Desa Kemiren dilanda pagebluk atau wabah penyakit. ’’Semoga setahun ke depan masyarakat makmur dan terhindar dari penyakit,’’ ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda menilai, ritual tersebut adalah salah satu daya tarik Banyuwangi Festival (B-Fest). ’’Karena ini murni ritual masyarakat, kita (pemkab) hanya memfasilitasi tanpa ikut terlalu banyak di dalamnya. Yang penting, wisatawan ikut menikmati berkah yang dibagikan warga Desa Kemiren,’’ katanya. (fre/c1/bay/c4/dwi)