Jawa Pos

Terpaan Abu Raung Melemah

Gamalama Masih Parah

-

JAKARTA – Sebaran abu vulkanis Gunung Raung memang sudah berkurang banyak bila dibandingk­an dengan beberapa hari lalu. Namun, itu tidak berarti aktivitas gunung di Kabupaten Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi tersebut sudah menurun. Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa status gunung itu masih siaga.

Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Gede Suantika mengatakan, menurut laporan terakhir pukul 18.00 kemarin, guncangan dominan dari gunung tersebut sudah mencapai 23 milimeter. Angka itu sudah turun dari guncangan saat puncak aktivitas pada 12 Juli lalu.

Gede juga mendapat laporan visual dari pilot Garuda Indonesia rute Jakarta–Denpasar bahwa abu vulkanis sudah sangat berkurang. ”Kepadatann­ya sudah mulai menipis dengan ketinggian sekitar 500 meter. Itu sudah banyak turun dari asap tadi pagi yang mencapai 1.500 meter,” terangnya kepada Jawa Pos kemarin (18/7).

Meski begitu, hal tersebut masih belum mencukupi untuk dikatakan aman. Terutama, kriteria amplitudo getaran. Syarat agar gunung berapi masuk level dua atau berstatus waspada adalah maksimal 6 milimeter. Itu masih jauh dari getaran dominan Gunung Raung.

Gede menjelaska­n, tim ahli bakal terus mengevalua­si penurunan tersebut dalam dua pekan. Sebab, karakter erupsi strombolia­n memang dikenal bertahan lama. Dalam periode itu, pihaknya akan memantau alur pergerakan gunung. ”Memang secara erupsi tidak terlalu meledak-ledak. Tapi, bisa saja aktivitas abu vulkanisny­a kembali meningkat,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya masih terus memantau perkembang­an Gunung Raung. Sampai saat ini, pihaknya masih menetapkan status siaga dengan area steril radius 3 kilometer dari pusat kawah.

”Kami terus mengimbau masyarakat sekitar untuk memakai masker demi kesehatan meski menurut pantauan sebaran abu sudah menurun,” terangnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Heru Jatmiko mengatakan, aktivitas Gunung Raung yang menurun memang membuat sebaran abu vulkanis terus mengecil. Menurut laporan terakhir pukul 20.00 WIB, sebaran abu sudah mengecil dengan arah angin ke barat laut.

”Selama aktivitas gunung rendah, sebaran abu tak akan mengganggu bandara. Namun, bisa saja bandara di Jawa Timur terganggu karena perkiraan angin dalam beberapa hari ini masih ke arah barat laut,” ungkapnya.

Di sisi lain, aktivitas vulkanis Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara, masih cukup tinggi. Pemerintah Kota Ternate mengevakua­si warga tiga kelurahan di Kecamatan Pulau Ternate yang terkena dampak erupsi paling parah. Tiga kelurahan itu adalah Loto, Togafo, dan Takome. Pemerintah pun memutuskan tanggap darurat selama 15 hari.

Dari tiga kelurahan itu, Pemkot Ternate memutuskan untuk mengevakua­si warga kelurahan Loto. ”Ada 226 KK atau 886 jiwa. Tapi, hingga sore kemarin, pukul 17.00 WIT, baru berhasil dievakuasi 300 jiwa, baik anakanak, lansia, maupun ibu-ibu,” kata Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman kemarin.

Malut Post ( Jawa Pos Group) melaporkan, Bandara Sultan Babullah belum dibuka. Kepala Unit Penyelengg­ara Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate, Rasburhany mengatakan, pihaknya tetap memutuskan untuk menutup bandara meski tidak terkena dampak sumburan abu vulkanis. ”Kami tidak mau terjadi apa-apa,” katanya. (bil/ lus/met/ici/wat/JPG/c10/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia