Di Old Trafford, Tongkat Kakek 80 Tahun Diambil Paksa Pihak Keamanan
Premier League selalu gembar-gembor bahwa liganya menjun- jung tinggi nilai-nilai sportivitas dan antidiskriminasi. Kenyataan di lapangan berkata lain. Banyak klub yang masih menganggap remeh fans penyandang disabilitas.
DISKRIMINASI terhadap penyandang disabilitas masih laten dilakukan klub-klub Liga Inggris. Hal itulah yang membuat Lord Holmes of Richmond, perenang
paling sukses di Inggris, geram. Dia meminta sponsor dan pemilik hak siar televisi untuk segera cabut dari Inggris jika diskriminasi terhadap penyandang cacat masih dilakukan oleh klub.
”Hari ini saya telah menulis surat kepada sponsor dan pemilik hak siar Liga Inggris, meyakinkan mereka bahwa selama ini tak ada kemajuan. Saya bisa mendeskripsikan bahwa klub menyikapi masalah itu secara dingin,” katanya sebagaimana dilansir BBC.
Dengan menekan lewat sponsor, diharapkan klub-klub takut dan akhirnya menaati aturan. ”Pada area ini, seharusnya mereka (klub, Red) mempertimbangkan sebuah hubungan yang beretika antara sepak bola dan pasar,” lanjutnya.
Lord Holmes mendapati di lapangan, banyak pelecehan terhadap penggemar cacat di Liverpool. Di Manchester United, seorang kakek yang berusia 80 tahun mengalami penghinaan. Tongkatnya diambil paksa oleh panitia pertandingan dengan alasan keamanan.
Sementara itu, manajemen Chelsea menolak untuk memperbanyak kursi bagi penyandang disabilitas. Fans disuruh menunggu sampai 2022, saat stadion baru dibangun
Elliot Dunster, kepala penelitian dan urusan publik di lembaga amal terbesar di Inggris Scope, mengemukakan hasil survei yang mengejutkan. Dia menunjukkan, banyak penggemar sepak bola yang memilih tak datang ke stadion karena dikecewakan oleh klub-klub Liga Inggris.
Maret tahun lalu BBC juga melakukan investigasi. Media terbesar di Inggris itu curiga, klub-klub memenuhi aturan accessible stadia guide alias panduan stadion dan fasilitas untuk kaum penyandang cacat atau tidak.
Hasilnya cukup bikin heboh. Dari seluruh kontestan Premier League dan Championship, hanya Swansea City, Southampton, Cardiff City, Bournemouth, dan Leicester City yang memenuhi standar.
Sedangkan stadion ternama seperti Emirates Stadium, Old Trafford, Anfield, dan Stamford Bridge hanya menyediakan tak lebih dari 50 persen kuota yang telah ditetapkan accessible stadia guide.
Bukan hanya itu, soal penjualan tiket, dikabarkan Manchester United menolak untuk menjual tiket kepada penyandang cacat. Hal itu diungkap Baroness Tanni Grey-Thompson, perenang Inggris yang meraih sebelas emas Paralimpiade. Penggemar United itu memiliki pengalaman buruk saat mencoba membeli tiket pertandingan musiman.
”Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pendukung yang ingin menonton di stadion?” katanya sebagaimana dilansir Daily Mail.
Menanggapi protes itu, juru bicara United berkelit. ”Karena banyaknya permintaan dan terbatasnya tiket yang ada, sisa tiket yang ada akan dijual per pertandingan kepada fans penyandang cacat,” katanya.
Isu itu mencuat sejak 2010. Tiap tahun selalu saja ada kasus. Namun, sampai sekarang, belum ada iktikad baik dari klub maupun FA selaku federasi.
Karena itulah, wajar saja Lord Holmes akan membawa kasus tersebut ke parlemen. Dia bakal memperjuangkan sebuah aturan yang melarang polisi memberikan izin keamanan jika faktor accessible stadia guide tidak dipenuhi. (wam/c11/nur)