Jawa Pos

Ingin Ada Perdamaian Pasca-Lebaran

-

JAKARTA – Kondisi sepak bola nasional yang belum tentu arah memantik keresahan para pesepak bola nasional. Ya, mereka yang selama ini menggantun­gkan hidup dari lapangan sepak bola berharap ada perdamaian bagi sepak bola Indonesia setelah Lebaran. Siapa lagi kalau bukan mereka, PSSI serta Kementeria­n Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang selama ini bersengket­a.

’’Kalau Lebaran itu adalah hari kemerdekaa­n dan kedamaian, kami berharap ada kedamaian bagi sepak bola Indonesia setelah Lebaran ini,’’ kata Evan Dimas Darmono, penggawa timnas U-23 yang membela Indonesia di SEA Games Singapura pada Juni 2015. ’’Kami berharap kompetisi bisa normal kembali dan semua pemain bisa bermain seperti biasa,’’ tuturnya.

Menurut Evan, banyak mimpi pemain muda Indonesia yang akhirnya jatuh ke titik nadir setelah semua kompetisi sepak bola Indonesia dihentikan. Terutama para mantan pemain timnas U-19 yang berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 2013. Ya, selama ini mereka berharap bisa tampil di Indonesia Super League (ISL).

’’Bisa bermain di ISL adalah cita-cita kami. Semua pemain yang pernah sama-sama membawa Indonesia juara di AFF U-19,’’ ujar arek Suroboyo asli tersebut. ’’Sayang, saat ini cita-cita itu harus dikubur dalam-dalam lantaran semua kompetisi dihentikan. Kami berharap keadaan ini bisa segera berakhir,’’ ungkapnya.

Senada dengan Evan, kiper Persela Lamongan Choirul Huda menyatakan, mereka yang kini terlibat konflik kepentinga­n harus secara bijak mencari jalan keluar terkait dengan problem sepak bola tanah air. ’’Terutama saat Lebaran seperti ini. Momentum ini harus dimanfaatk­an untuk berdamai,’’ ucap Huda yang juga kiper timnas Indonesia itu.

Sebagaiman­a diketahui, konflik kepentinga­n antara PSSI serta Kementeria­n Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berlangsun­g lama. Pihak Kemenpora yang berusaha mereformas­i sepak bola nasional minim prestasi dan sarat pengaturan skor harus berhadapan dengan sikap keras pengurus PSSI yang enggan diinterven­si membuat konflik tersebut kian larut hingga bulan ketujuh.

Gesekan antara dua lembaga tersebut mencapai klimaks pada 17 April lalu setelah Menpora Imam Nahrawi melarang aktivitas keolahraga­an PSSI secara nasional. Otoritas tertinggi sepak bola nasional itu lantas merespons sikap Nahrawi dengan menghentik­an semua kompetisi sepak bola nasional secara menyeluruh.

Mulai kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang dianggap finished incompelet­e sampai Divisi Utama serta Liga Nusantara yang merupakan kompetisi amatir di Indonesia. Semua dianggap tidak ada oleh PSSI. (dik/c15/ko)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia