Isi Sirih dan Pinang Wajib Ada
WAH, parsel ya. Aku belum pernah dapat sih. Yang biasa dapat parsel ya mama sama papaku. Kadang aku heran sendiri kok bisa papaku yang ke mana-mana bawa parang malah dapat parsel? Mungkin karena orang menganggap dia baik kali ya? He he he. Nah, giliran perang alias makan, baru aku yang ngehabisin.
Orang Larantuka biasanya ngasih parsel yang isinya nggak bakalan jauh dari daun sirih dan pinang. Iya, meski isinya udah keren-keren kayak kaleng biskuit berisi rempeyek sama jajanan impor dari negeri tetangga, tetap aja di dalamnya ada daun sirih sama pinang. Anehnya nih, yang pertama disentuh papa sama mama justru daun sirih, bukan jajanannya!
Waktu tahu yang dilirik orang tuaku itu daun sirih dan pinang, mataku yang setajam elang ini langsung memindai apa aja isi lain. Soft drink sampai segala jenis biskuit langsung terdata sama otakku. Kalau nggak gitu, nanti aku kalah start sama keempat saudara lain. Kalah start mengambil jajanan parsel itu lebih sakit daripada kalah start waktu PDKT, Bro.
Tapi, jangan keburu senang dulu kalau dapat parsel. Kadang isinya udah mau kedaluwarsa loh. Alhamdulillah sih, selama ini, aku belum pernah nemuin hal seperti itu meski parsel yang datang ke rumah dikirim dari Jakarta pas Lebaran Idul Fitri dan baru sampai di Larantuka waktu Lebaran haji. Ha ha ha.
Pokoknya, jangan sampai kita malah kesakitan gara-gara keracunan makanan kedaluwarsa saat yang lain enak-enakan makan ketupat sambil ketawa-ketiwi. Tetap teliti ya. Jangan cuma jajanan yang disikat miring. Tapi, tanggal kedaluwarsa juga. Kadang yang beli kan nggak merhatiin tanggal kedaluwarsa. Apalagi kalau udah kegoda harga miring. (afr/c14/rat)