Rawat Bandeng 20 Tahun dengan Trik Khusus
Puncak Pasar Rakyat dan Kontes Bandeng 2015 berlangsung luar biasa. Acara tahunan itu dipungkasi dengan pengumuman pemenang kontes lelang bandeng. Juaranya adalah Arif Rahman Hakim, petambak asal Mengare. Arif Rahman Hakim, Petambak Juara Kontes Bandeng
ARIF Rahman Hakim begitu girang saat namanya disebut sebagai pemenang kontes bandeng pada Rabu malam (15/7). Dia naik ke panggung dengan wajah ceria. Perasaaannya bungah.
Betapa tidak, petambak asal Desa Tanjungwidoro, Mengare, Kecamatan Bungah, itu berhasil unggul di antara para pesaingnya. Bandengnya yang berumur 20 tahun memiliki bobot 7,9 kilogram. Itu merupakan bandeng tertua dan terberat dalam semarak penutupan Ramadan 2015 ini. Dia berhak mendapat hadiah uang tunai Rp 15 juta. ’’ Ternyata menang. Alhamdulillah,’’ kata Arif, lalu tersenyum.
Dia mengaku bukan hanya senang karena bandengnya bisa menang. Lebih dari itu, petambak berusia 32 tahun itu merasa bangga. Sebab, Jerih payahnya merawat ikan yang jadi ciri khas Kota Gresik tersebut dihargai. ’’Ini hasil kerja keras bertahun-tahun sebagai petambak,’’ ujarnya.
Menurut dia, menjadi petambak harus telaten dan sabar. Tidak mudah memelihara bandeng. Apalagi sampai 20 tahun. Ada tip khusus yang dilakukannya. Selain memberi makan yang teratur, dia memelihara bandengnya di tambak yang nyaman.
Sirkulasi udara harus baik. Kadar air garam jangan sampai terlampau tinggi. Air tawar dan kadar air asin harus seimbang. Selain itu, bandeng harus dirawat dengan cara berpindahpindah dari satu tambak ke tambak lain. Ketinggian airnya minimal mencapai pinggang orang dewasa. ’’Ini yang saya lakukan sehingga bandeng tidak mati,’’ jelasnya.
Keluarga Arif adalah petambak turun-temurun. Saat ini dia mengelola tambak seluas 3,5 hektare. Ada ratusan bandeng yang dipeliharanya. Tahun depan dia mempunyai obsesi. Yaitu, ikut lagi kontes dengan bobot bandeng yang jauh lebih besar. Dia ingin memiliki bandeng ’’monster’’ dengan bobot lebih dari 10 kilogram.
Juara kedua kontes bandeng juga diraih petambak asal Mengare. Dia bernama Ahmad Najich, 43. Bandengnya berbobot 7,3 kilogram dengan usia sebelas tahun. Juara ketiga diraih Andila, 60, petambak asal Desa Sembayat. Bandengnya berbobot 6,7 kilogram. Ketiganya menyisihkan ratusan kontestan dari berbagai wilayah di Gresik. ’’Kami berharap kontes bandeng selalu diadakan setiap tahun,’’ ucap Ahmad Najich.
Bupati Sambari Halim Radianto setuju pasar bandeng harus dilestarikan. Waktunya, di penghujung Ramadan. Sebab, acara itu merupakan tradisi leluhur. ’’Pasar bandeng menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Terutama para petambak,’’ katanya. Pasar bandeng menggenjot produksi bandeng para petambak. Diketahui, luas tambak di Gresik sekitar 32 hektare.
Sambari mengungkapkan, keberadaan pasar bandeng terinspirasi dari sejarah Sunan Giri. Kala itu para santri Sunan Giri mempunyai kebiasaan mencari makanan khas Gresik sebagai oleh-oleh mudik Lebaran. Nah, ternyata para santri memilih bandeng sebagai oleholeh untuk keluarganya. ’’Jadi, ini tradisi leluhur yang harus dilestarikan,’’ tutur Wakil Bupati M.Qosim. (*/c20/roz)