Harus Teliti saat Perjanjian
Geliat pesat bisnis properti di Kota Giri membuka ceruk pasar usaha baru: jasa renovasi rumah. Konsep dan tawarannya menggiurkan. Hanya, jika tidak berhati-hati, bisa- bisa malah rugi. Mencermati Bisnis Renovasi Rumah yang Kian Menggeliat di Kota Giri
SUATU hari pada Juni 2015, terjadi pertengkaran kecil. Ali Sugiarto tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Warga Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas, itu mendamprat seorang pegawai jasa renovasi rumah yang tengah menggarap rumah adiknya di Perumahan Green Hill.
Si pegawai menjawab enteng, ”Langsung lapor ke atasan saja kalau mau komplain.”
Mengapa Ali marah? Menurut lelaki 50 tahun tersebut, proses renovasi berkali-kali terlambat. Sejumlah garapan juga beberapa kali diubah gara-gara tidak sesuai dengan kesepakatan. Hasil akhir bangunannya jauh dari memuaskan ” Mark-up- nya keterlaluan,” katanya.
Ali menjelaskan, untuk renovasi rumah satu lantai berukuran 7 x 15 meter itu, adiknya harus merogoh kocek Rp 215 juta. Padahal, request renovasi tidak banyak. Hanya memperbaiki sejumlah ruangan yang mulai rusak. Lalu, membuat satu kamar tidur dan kamar mandi, bikin dapur, serta sejumlah renovasi standar.
”Padahal, kalau dikerjakan tukang dengan sistem borongan, harganya tidak sampai Rp 120 juta,’’ katanya.
Ali tidak mengalaminya sendiri. Keluhan seperti itu ternyata juga dialami sejumlah pengguna jasa renovasi rumah. Kasusnya sama. Awalnya ingin praktis, malah habis biaya di luar dugaan.
Saat ini bisnis jasa renovasi rumah memang menjamur di Gresik. Di wilayah tengah kota saja, misalnya, puluhan usaha jenis itu muncul dengan nama beragam. Misalnya, dokter rumah dan jasa perbaikan rumah.
Konsep yang ditawarkan pengusaha tersebut memang cukup menjanjikan. Mereka menawari pemilik rumah tanpa perlu ribet. Jasa mencakup konsep awal hingga hasil akhir. Mulai desain, spesifikasi bahan, hingga pembangunan.
Intinya, konsumen tinggal me- Pelajari lebih dulu perjanjian yang dibuat dengan biro jasa (terutama soal spesifikasi proyek yang dijanjikan). Untuk referensi, tidak ada salahnya membandingkan penawaran biro jasa dengan tukang atau ahli bangunan. Jangan cepat percaya 100 persen. Tetap harus sering mengecek hasil pekerjaan. Jika dirasa menyimpang dari spek awal, langsung ajukan komplain. Jika pekerjaan belum tuntas 100 persen, sebaiknya pembayaran tidak dilunasi dulu. Jika ada kekurangan, biro jasa mau memperbaiki. nyiapkan bujet sesuai dengan kebutuhan. Renovasi digarap total oleh pemilik jasa. Mirip kontraktor yang biasa menawar paket pekerjaan secara borongan.
Peminat jasa itu pun luar biasa banyak. Menjamurnya usaha tersebut juga tak lepas dari makin boomingnya kompleks perumahan baru. Pemilik rumah ingin menciptakan hunian yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Banyak yang puas. Tidak sedikit yang kecewa. Syaratnya ialah hati-hati. (ris/c7/roz)