Minta Warga Menahan Diri
SURABAYA – Tragedi penyerangan terhadap umat muslim yang hendak melaksanakan salat Idul Fitri di Kabupaten Tolikara, Papua, mengundang keprihatinan para tokoh di Jawa Timur. Mereka meminta masyarakat menahan diri serta mendesak polisi mengusut kasus tersebut.
Ketua PW NU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah berharap kasus itu tidak menyebar ke wilayah lain. Masyarakat muslim di Indonesia, khususnya Jawa Timur, harus menahan diri. ’’Jangan terpancing emosi,’’ katanya.
Motif sekelompok orang tersebut belum pasti. Polisi sedang mengusut kasus itu. Dia juga meminta polisi mengusut kasus tersebut secara transparan. Setiap perkembangan penyidikan harus disampaikan ke publik. Jangan ada yang disembunyikan karena bisa menimbulkan konflik baru.
Kiai Mutawakkil juga mengimbau segera dibentuk forum keagamaan di Tolikara. Forum itu harus melibatkan semua tokoh agama. ’’ Tujuannya, mengantisipasi konflik yang berpotensi muncul kapan saja,’’ ucapnya.
Di Papua, kata dia, umat muslim masuk kelompok minoritas. Namun, di Jawa dan beberapa wilayah lain, Islam termasuk mayoritas. Dia khawatir kasus tersebut dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab dengan memunculkan konflik berlatar belakang agama.
Pernyataan senada disampaikan Hamy Wahjunianto, ketua DPW PKS Jatim. Dia berharap masyarakat muslim di Indonesia tetap me- nunjukkan bahwa Islam itu cinta perdamaian. ’’Jangan terpancing dengan kasus yang demikian,’’ katanya. Semua harus mewujudkan Islam yang harmonis dan mengundang simpati masyarakat. ’’Islam sangat menyayangi sesama, bukan merusak atau memerangi kelompok lain. Serahkan penanganan kasus ini kepada polisi. ’’Jangan melakukan tindakan yang merusak citra Islam,’’ tegasnya.
Dia memahami, kasus tersebut sangat menyakiti hati umat Islam di Indonesia. Namun, itu tidak berarti harus dibalas dengan kekerasan. Ajaran Islam yang sebenarnya adalah menjaga kerukunan dan persaudaraan di muka bumi.
Pernyataan sikap tersebut muncul setelah insiden penyerangan terhadap umat Islam yang hendak melaksanakan salat Idul Fitri di Tolikara, Papua. Penyerangan itu dilakukan sekelompok orang tidak bertanggung jawab. Polisi sedang mengusut motif penyerangan tersebut.
Di sisi lain, bupati Tolikara sudah meminta maaf atas insiden tersebut. Dia juga mengklarifikasi kabar pembakaran masjid di Tolikara. Insiden sebenarnya adalah penyerangan dan pembakaran rumah serta kios di dekat masjid. Api yang kian berkobar mengakibatkan masjid di kabupaten tersebut ikut terbakar.
Akibat insiden itu, satu warga sipil meninggal dunia. Lalu, dua orang menderita luka berat dan delapan orang luka ringan. Korban sudah dievakuasi ke Jayapura dan Wamena. ( riq/ c7/ oni)