Selesai Upacara, Pendaki Luka Parah
Tergelincir saat Turun dari Penanggungan
MOJOKERTO – Upacara peringatan HUT kemerdekaan RI di Gunung Penanggungan kemarin (17/8) membawa korban. Seorang pendaki celaka setelah mengikuti upacara bendera di Puncak Pawitra, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas.
Dayu Tri, 17, pelajar SMU 2 Mojokerto, tergelincir dan kepalanya membentur batu beberapa kali. Akibatnya, siswa asal Tarik, Sidoarjo, tersebut harus dilarikan ke Puskesmas Trawas. Karena luka di kepalanya cukup parah, korban harus dirujuk ke RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari.
Dayu merupakan seorang di antara empat pendaki yang tergelincir saat perjalanan turun setelah mengikuti upacara bendera. Namun, luka yang dialami Dayu paling parah. Dia mengalami pendarahan di kepala dan telinga kiri. Korban terguling tiga kali dan terbentur batu di jalur pendakian. Tiga pendaki lainnya hanya mengalami luka ringan.
Berdasar informasi, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 08.00. Saat itu, Dayu dan teman-temannya turun setelah mengikuti upacara 17 Agustus di Puncak Pawitra. Diduga, korban turun sambil berlari. Padahal, medan yang dilewati sangat curam. ’’Tadi sempat saya ingatkan, jangan larilari saat turun. Belum selesai ngomong, anaknya (korban, Red) sudah nggelundung,’’ tutur Bagus, pendaki lainnya.
Menurut Bagus, korban terguling hingga tiga kali. Kepala Dayu membentur batu tiga kali. ’’ Telinga korban akhirnya mengalami pendarahan,’’ ujarnya. Bahkan, korban sempat tidak sadarkan diri. ’’Korban seketika itu pingsan,’’ tambahnya.
Sementara itu, Suharto, koordinator tim pendaki Gunung Penanggungan, menyatakan tidak mengetahui secara pasti soal kejadian tersebut. Sebab, saat insiden itu terjadi, dia masih berada di puncak. ’’Saya tadi masih foto-foto di atas. Saat turun, saya mendapat kabar ada anggota yang terpeleset,’’ katanya.
Mengetahui kejadian tersebut, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama bersama PMI, relawan, dan LMDH (Lembaga Ma- syarakat Daerah Hutan) Sumber Lestari Tamiajeng meluncur ke lokasi. Mereka memberikan pertolongan pertama.
Setelah insiden itu, korban diketahui tidak sadarkan diri. ’’Korban kami beri oksigen. Langsung dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Trawas untuk mendapat perawatan,’’ jelas Jamil, ketua LMDH Sumber Lestari Tamiajeng.
Insiden tersebut terjadi di atas Puncak Bayangan dengan ketinggian 1.400 meter di atas pemukaan laut (dpl). ’’Evakuasi berjalan agak lambat karena sulitnya jalur dan banyaknya pendaki,’’ ungkapnya.
Sehari sebelumnya, Yolanta Brilian, 16, pelajar asal Desa Bluru, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, harus dilarikan ke Puskesmas Trawas. Minggu lalu (16/8) dia mengalami pendarahan di kepala karena terbentur batu saat turun dari Gunung Penanggungan, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Beberapa saksi menyatakan, korban jatuh saat turun dari puncak Penanggungan sekitar pukul 09.00. ’’Saat turun, korban berlari-lari dan akhirnya salah pijakan. Akibatnya, dia terpeleset dan terguling. Kepala korban terbentur batu,’’ ujar seorang pendaki yang menjadi saksi. (ori/abi/c23/dwi)