Waspada Catatan Merah Pramusim
ROMA – Ancaman besar menghadang ambisi Lazio untuk mengakhiri penantian delapan musim tampil di pentas Liga Champions. Mereka bertemu wakil Jerman Bayer Leverkusen dalam
pertama babak di Olimpico, Roma, dini hari nanti. Meski berstatus tuan rumah, Lazio punya bekal kurang bagus. Catatan merah selama masa persiapan menjadi masalahnya.
Sejak sebulan lalu, 18 Juli 2015, klub berjuluk Biancoceleste tersebut belum sekali pun memenangi pertandingan pramusim. Dalam empat laga, mereka empat kali kalah. Termasuk saat dipecundangi Juventus dua gol tanpa balas dalam Piala Super Italia di Shanghai pada 8 Agustus.
Hanya sebiji gol dan kebobolan sampai sembilan gol menjadi statistik menganga Lazio. ’’Meski tanpa hasil bagus di pramusim, kalau ditanya apa kami siap? Ya, kami siap menjamu Leverkusen,’’ ujar Pioli sebagaimana diberitakan Football Italia.
Pioli mengklaim performa anak asuhnya terus membaik kendati gagal mendapatkan peningkatan pada sisi permainan. Berkaca dari hasil melawan Juventus, terbukti penguasaan bola masih
dan Leverkusen baru dua kali bersua di laga resmi. Dua laga tersebut terjadi pada fase grup Liga Champions musim 1999–2000. Dua hasil seri, yaitu 1-1, terjadi di kandang Lazio dan Leverkusen. Meski demikian, Lazio mampu melaju ke fase berikutnya, sementara Leverkusen tertahan.
LAZIO
Klasemen Akhir Grup A Liga Champions 1999–2000
1. Lazio
2. Dynamo Kyiv
3. Bayer Leverkusen
4. Maribor
6
6
6
6 jadi milik anak buahnya. Menghadapi juara bertahan Serie A itu, Lazio mampu leading 57 persen penguasaan bola.
Sayang, keunggulan ball possession tersebut tak mampu dikonversi untuk menciptakan banyak peluang. Lebih-lebih kesempatan mengancam gawang dan menciptakan gol. Faktanya, buruk dalam sisi agresivitas, Lucas Biglia dkk juga bobrok saat menggalang sisi pertahanan.
Keuntungan bertanding di hadapan publik sendiri pun jadi kekuatan yang harus mereka manfaatkan. Menurut Pioli, bekal sebelum menjalani leg kedua di Leverkusen pada 27 Agustus nanti sudah disiapkan begitu kekalahan dari Juventus itu. ’’Sama dengan saat melawan Juventus, Leverkusen adalah
4
2
1
1
2
1
4
1
0
3
1
4
13-3
8-8
7-7
2-12 tim yang mempunyai mental dan karakter permainan yang kuat,’’ ulasnya.
Yang menjadi pekerjaan rumah Pioli sekarang adalah menggenjot agresivitas pemain depan, terutama tridente Felipe Anderson, Miroslav Klose, dan Antonio Candreva. ’’Kami akan tunjukkan bagaimana caraLaziobermain. Dengancaramenyerang, menyerang, dan menyerang. Karena inilah kunci kami di leg pertama,’’ lanjutnya.
Secara terpisah, dikutip dari Forza Italian Football, Klose menilai tidak ada beban di pundaknya untuk mencetak gol kembali. Sebagai pemain yang cukup kenyang dengan aksi-aksi di Bundesliga, Klose menjadi referensi yang baik untuk membongkar soliditas pertahanan Leverkusen. (ren/c17/ady)
14
7
7
4