Jawa Pos

Berawal dari Mimpi Anak 13 Tahun dari Madura

Anaz Khairunnas, Desainer Langganan Kontestan Pemilihan Ratu Sejagat

- NORA SAMPURNA, Jakarta

Nama Anaz Khairunnas mencuat sejak dipercaya merancang gaun-gaun untuk dipakai Puteri Indonesia dalam ajang Miss Universe. Pada usia masih muda, 26 tahun, pria kelahiran Sumenep, Madura, itu sudah menancapka­n namanya di level dunia.

PASSION kuat dan fokus menekuni bidang yang disukai membuat jalan menuju sukses mudah dicapai. Meski awalnya bagaikan mimpi yang sulit dijangkau. Anaz Khairunnas adalah salah satu buktinya. Sejak remaja, laki-laki yang lahir dan besar di Sumenep tersebut punya passion yang tinggi terhadap fashion dan ajang beauty pageant (kontes kecantikan)

Dia ingat betul, ketika SMP, setiap kontes Miss Universe digelar, bungsu dua bersaudara tersebut tidak melewatkan sedikit pun update beritanya. ’’Waktu itu bacanya ya cuman Jawa Pos. Tiap pagi beli di loper koran,’’ ungkap Anaz saat ditemui di workshop- nya di kawasan Jakarta Selatan (11/8).

Sambil mengikuti berita tentang Miss Universe, Anaz remaja berangan-angan. ’’Suatu saat nanti pengin terlibat dalam beauty pageant. Entah di belakang panggung nyiapin baju atau apa gitu,’’ ujarnya. Ternyata, impian itu tercapai, bahkan lebih dari yang diangankan Anaz. Karya gaunnya dikenakan wakil Indonesia dalam Miss Universe.

Awalnya, pria kelahiran 14 Januari 1989 tersebut mendapat kesempatan membuat gaun yang dikenakan Zukhriatul Hafiza dalam ajang Miss Internatio­nal 2010. Lalu, gaun untuk Liza Elly dalam ajang yang sama tahun berikutnya. Kiprah Anaz berlanjut dengan gaun yang dipakai Maria Selena dalam acara welcome dinner Miss Universe 2012.

Baru pada 2013 dia dipercaya merancang gaun yang dikenakan Whulandary Herman dalam preliminar­y show Miss Universe 2013. Preliminar­y show sangatlah krusial dalam kontes kecantikan paling bergengsi itu. Kontestan dari tiap negara akan menampilka­n gaun malam, swimsuit, serta kostum nasional di hadapan para juri.

Kesempurna­an gaun memiliki persentase penting dalam penilaian untuk menentukan kontestan yang melaju ke babak berikutnya. ’’Gaun rancangan seorang desainer akan bergaung ketika dipakai pada malam preliminar­y show,’’ ungkap Anaz.

Gaun Java Blossom rancangan Anaz turut membawa Whulan masuk dalam Top 16 Miss Universe 2013. Gaun putih dengan shaping memeluk tubuh ala mermaid dan aksen cutout di pinggang itu terlihat menyatu dengan Whulan.

Tahun berikutnya, beban Anaz makin bertambah. Dia kembali diserahi tugas oleh Yayasan Puteri Indonesia (YPI) untuk membuatkan gaun untuk preliminar­y show. Hasilnya, mahakarya Anaz berupa evening gown Silent Maja yang terinspira­si kejayaan Kerajaan Majapahit berwarna silver mengantark­an Elvira Devinamira melaju ke Top 15 Miss Universe 2014. Gaun Anaz pun kembali mendapat sorotan di level dunia.

Kunci di balik itu adalah observasi panjang. Sejak rajin mengikuti update Miss Universe pada usia 13 tahun, yang paling diamati Anaz adalah gaun-gaunnya. ’’Gaun-gaun di Miss Universe itu selalu memeluk tubuh. Jangan sampai gaun merusak figur si pemakai,’’ paparnya. Selain itu, chemistry dengan sang pemakai gaun sangat penting.

’’Misalnya, dengan Whulan. Untuk mendapatka­n chemistry, cepat sekali. Dia sharing ingin gaun seperti apa, kami diskusi, bikin banyak gaun sampai dipilih yang paling cocok. Dengan Elvira juga gitu, kami sering ngobrol untuk merancang konsep desain gaun,’’ tuturnya.

Anaz lekat dengan dunia fashion sejak kecil. Tumbuh di Desa Pakandanga­n Barat, Sumenep, dari orang tua perajin batik, Ahmad Zaini dan Fauziah, Anaz sejak SD bisa membatik. Lulus SMA pada 2008, dia merantau ke Jakarta, mengambil sekolah fashion di LPTB Susan Budihardjo.

’’Awalnya, orang tua kurang setuju. Inginnya saya kuliah kedokteran atau jurusan yang dianggap lebih prospektif. Tetapi, karena tekad saya kuat, ortu akhirnya luluh mengizinka­n,’’ ungkapnya.

Dia juga bergabung dengan Indonesian Pageant, komunitas pencinta dan pengamat pageant. Setahun sekolah fashion design, Anaz magang sebagai asisten desainer (alm) Adesagi. Tidak butuh waktu lama, pada 2010, dia mantap membuat label sendiri, ANAZ.

Dari komunitas Indonesian Pageant, Anaz mendapat link menuju Puteri Indonesia. Progresnya terbilang cepat. Dalam waktu tiga tahun, gaun Anaz sudah melenggang ke Miss Universe. ’’Pada zaman Whulan itu, saya menjadi desainer termuda yang gaunnya dipakai kontestan dalam ajang Miss Universe,’’ ucapnya. Ketika itu, Anaz baru berusia 24 tahun.

’’Bersyukur dipertemuk­an dengan temanteman Indonesian Pageant yang mengenalka­n ke YPI. Bersyukur diberi kesempatan oleh YPI. Itu sangat berpengaru­h bagi perkembang­an karir saya,’’ ungkapnya.

Gaun-gaun Anaz dalam waktu singkat menjadi favorit kalangan pencinta couture dan selebriti. Puteri Indonesia 2004 dan Top 15 Miss Universe 2005 Artika Sari Devi merupakan salah seorang pelanggan gaun-gaun Anaz.

Tidak hanya populer di tanah air, label Anaz juga dibanjiri peminat dari luar negeri. Padahal, dia hanya melakukan promosi lewat Instagram. Miss Florida AS 2009 dan Miss Bahamas Universe 2011 Anastagia Pierre bahkan memesan gaun Anaz untuk pernikahan­nya.

’’Anastagia kenal saya juga lewat Instagram. Dia customer pertama dari luar negeri. Saya merancang wedding gown-nya,’’ ungkapnya. Sekarang tiap bulan Anaz mengirim 4–10 gaun ke luar negeri. (*/c5/c7/jan)

 ?? RAKA DENNY/JAWA POS ?? JADI KENYATAAN: Anaz Khairunnas dengan salah satu baju rancangann­ya. Dia kini bersiap untuk show tunggal di Jakarta.
RAKA DENNY/JAWA POS JADI KENYATAAN: Anaz Khairunnas dengan salah satu baju rancangann­ya. Dia kini bersiap untuk show tunggal di Jakarta.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia