Panitia Kedepankan Keamanan Peserta
SURABAYA – Pelaksanaan Gran Fondo Jawa Pos East Java (GFJP) 2015 tinggal hitungan hari. Persiapan pun sudah semakin dimatangkan. Itu terlihat dalam technical meeting (TM) yang digelar di Ruang Semanggi Graha Pena Surabaya kemarin (18/8). Dalam TM kemarin kembali ditetapkan, keamanan peserta dikedepankan.
Acara kemarin dihadiri CEO PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda, Chief Commissaire Puspita Mustika, Commissaire I Ricky Alexander, perwakilan Kabagops Polda Jatim Kompol Sartono beserta perwakilan polres terkait di tiap-tiap daerah yang dilalui rute Gran Fondo, tim marshal, tim road captain, dan tim mekanik
Dalam TM itu Azrul juga menjelaskan tren cycling di dunia saat ini. Kepopulerannya kini bahkan mulai mengalahkan golf. Padahal, olahraga tersebut awalnya menjadi favorit kaum eksekutif.
Azrul juga memaparkan arti Gran Fondo. ”Gran Fondo artinya bersepeda secara maraton atau jarak jauh,” ujar dia. Brand itu lebih populer di dunia, khususnya Amerika. Itu yang membuat pelaksanaan GFJP mendapat banyak perhatian internasional. ”Sudah ada cyclist dari 15 negara yang confirm. Di antaranya Swiss, Belgia, Italia, dan lainnya. Untuk peserta dari dalam negeri, 60 persennya berasal dari luar Surabaya,” tambahnya.
Selain itu, Azrul membeberkan sejumlah detail mengenai pelaksanaan event bersepeda Surabaya–Sarangan yang total menempuh jarak 330 kilometer (km) tersebut. ” Tanjakannya bukan tanjakan yang kejam kok. Rute di hari pertama relatif mudah, mulai Surabaya hingga Mojokerto (42,5 km), lalu Pare (111,5 km), semua melewati jalanan datar (flat),” jelasnya.
Lebih lanjut Azrul menyatakan bahwa pihaknya tetap mengedepankan keamanan peserta karena rute awal tersebut merupakan jalan nasional. Maksimal kemiringan hanya ada di kisaran 7–8 persen. ”Nanti di pos 1 (kawasan Gunung Kelud) peserta akan disuguhi film tentang letusan Gunung Kelud. Lalu kembali turun ke bawah, menuju Kota Kediri. Recovery ride sejauh sekitar 38 kilometer,” paparnya.
Bukan sekadar gowes, event itu juga akan menggelar lomba Agustusan pada hari pertama. Karena acara tersebut diadakan hanya beberapa hari setelah Hari Ulang Tahun Ke-70 Kemerdekaan Indonesia, panitia telah mempersiapkan rangkaian permainan tradisional yang menyenangkan untuk peserta. ”Jadi, begitu tiba di Kota Kediri, siapsiap saja nanti bule- bule dari luar negeri kita ajak lomba makan kerupuk, balap karung, dan lainnya supaya merasakan atmosfer hari kemerdekaan seperti kita,” ucap Azrul yang lantas disambut tawa hadirin.
Start dari Kediri pukul 07.00, peserta kembali akan menghadapi rute datar sejauh 102,5 km menuju Nganjuk (via Kertosono) hingga Kota Madiun. ”Rute hari kedua lebih menantang daripada hari pertama. Di bagian terakhir dari Madiun menuju Telaga Sarangan, tantangan dimulai. Hampir sama dengan event Sarangan Challenge. Sakitnya di akhir,” imbuh Azrul, lantas tertawa.
Azrul juga menjelaskan, dalam event tersebut akan ada pula penobatan king of the mountain (KoM) sekitar 7 km sebelum finis. Tentu saja itu bagian yang paling ditunggu para maniak tanjakan. Ada bagian-bagian yang belasan persen, maksimal sampai 17 persen.
Nah, supaya adil, KoM dibagi menjadi tiga kategori: kelompok umur (KU) 30 tahun ke bawah, KU 30–40 tahun, dan yang terakhir KU 41–50 tahun. ” Jika disamaratakan, pemenangnya sangat mungkin anak-anak yang lebih muda. Tentu saja tim road captain tidak boleh ikut KoM ya. Kalaupun mau ikut tidak apa-apa, tapi tidak dinilai,” imbuh Azrul.
Puspita Mustika selaku chief commissaire menjelaskan seputar job desk masing-masing tim pendukung Gran Fondo. Yakni tim patwal dan BM Polda Jatim, commissaires panel, road captain, marshal, tim support car, feeding car, ambulance paramedic, sweeper car/ broom wagon, serta motor sweeper.
”Selama tiga tahun ini event cycling Jawa Pos selalu zero accident dan testimoni dari para peserta selama ini sangat bagus. Hal ini tentu memerlukan dukungan dan kesiapan dari jajaran kepolisian setempat. Koordinasi tim sangat penting agar kegiatan ini berjalan lancar,” tutur Puspita.
Dia menjelaskan bahwa titik start adalah Mapolda Jatim, lalu konvoi menuju kawasan wisata Gunung Kelud (pos 1). ”Tugas panitia mencatat dan senantiasa mengecek jumlah peserta di tiap pos. Bila start masuk 300 peserta, keluar juga harus 300,” imbuhnya. (nes/c9/ano)