Jawa Pos

Bos Izinkan Kerja di Rumah, eh Karyawan Malah Asyik Nonton

Balap mobil biasanya identik dengan kebut-kebutan di sirkuit yang dirancang khusus dan serbacangg­ih. Sirkuit Sepang, misalnya. Tapi, bagaimana bila para pembalap dengan mobil supercepat mereka beradu kecepatan di jalanan ibu kota? Pemandanga­n tidak bias

-

AKTIVITAS warga Kuala Lumpur terganggu pekan lalu. Sebuah ajang balap mobil internasio­nal, KL City Racing 2015, dihelat di kota berpendudu­k 1,6 juta jiwa tersebut. Menjadikan jalanan ibu kota sebagai sirkuit, puluhan pembalap dari sedikitnya lima negara menggeber mobil sport mereka untuk menjadi yang tercepat. Mereka berlaga dalam

Jawa Pos yang tinggal empat kategori lomba. Yakni, KL GT City Cup, V8 Supercars, Lamborghin­i Super Trofeo, dan Formula Master.

Meski cuaca panas, sekitar 250.000 penggemar balap dari Malaysia dan sekitarnya rela berdesak-desakan di pusat kota. Minggu lalu (9/8) jumlah penonton yang berjejer di sepanjang jalanan yang menjadi sirkuit dadakan bertambah. Maklum, hari itu adalah puncak balapan tidak biasa tersebut. Sambil membawa camilan atau menikmati minuman dingin, para penonton antusias menyaksika­n event yang baru kali pertama hadir di Kuala Lumpur itu.

’’Saya tinggal di sini dan menonton balapan tersebut. Tapi, saya lebih menyukai balapan yang digelar di sirkuit seperti Sepang,’’ kata Stephen, salah seorang ekspatriat asal Inggris. Kendati demikian, dia mengakui bahwa balapan di jalanan ibu kota itu sangat menarik dan meriah. Gerai-gerai makanan serta minuman di empat jalan utama yang menjadi arena pun langsung kebanjiran pelanggan.

Empat jalan utama Kuala Lumpur disulap menjadi arena balapan. Yakni, Jalan Sultan Ismail, Jalan Ampang, Jalan P. Ramlee, dan Jalan Perak. Maka, di balik keriaan para penggemar balapan, menyembull­ah keluh kesah warga yang lain. Sebab, akses pergi dan pulang kerja menjadi sulit. Jalanan yang berubah menjadi sirkuit membuat warga ibu kota tidak bisa beraktivit­as secara normal.

Karena hari pertama penyelengg­araan event tersebut masih merupakan hari kerja efektif, sejumlah kantor mengambil kebijakan khusus. Kantor-kantor tersebut memberikan opsi kerja di rumah kepada para pe- gawainya. Kebijakan itu menjadi semacam izin bagi para pegawai yang gila balapan untuk membolos dan berjajar di pinggir jalan, menyaksika­n balapan unik tersebut. Pada akhir pekan, jumlah penonton pun melonjak.

Naoki Yokomizo dari Jepang keluar sebagai juara di kategori KL GT City Cup. Pembalap 35 tahun itu sukses menjadikan Lamborghin­i Huracan Super Trofeo LP 620-2 yang dikendarai sebagai mobil tercepat dalam ajang tersebut. Pembalap Malaysia Fairuz Fauzy dan pembalap Hongkong Frank Yu menyusul di tempat kedua serta ketiga. Minggu lalu Fairuz mengendara­i Lamborghin­i Gallardo FL 2 GT 3, sedangkan Frank mengemudik­an Ford GT 3.

Di kategori V8 Supercars, Todd Kelly dari Australia menjadi juara. Nissan Teana yang dikendarai mampu mengunggul­i para peserta lainnya. Pembalap asal Selandia Baru Scott McLaughin menyusul di posisi kedua. Pembalap lain dari Negeri Kanguru, Will Davidson, berada di posisi ketiga.

Pemerintah Malaysia bangga menghelat acara tiga hari tersebut. Bahkan, mereka mempertimb­angkan untuk kembali menggelar acara yang sama pada tahun-tahun mendatang. Harapan yang sama dipaparkan President & CEO GT Global Race M. Arrasu. Dia berharap event balap di dalam kota seperti itu bisa menjadi agenda tahunan pemerintah. ’’Kami sangat berterima kasih kepada publik, media, dan para sponsor atas terselengg­aranya ajang balap bersejarah tersebut,’’ ujarnya. Semoga Surabaya ataupun Jakarta bisa menyusul menjadi tuan rumah perhelatan serupa pada masa datang. (*)

Andi Eka Prasetia.

 ?? ANDI EKA PRASETIA FOR JAWA POS ?? SIRKUIT DADAKAN: Peserta Kuala Lumpur City Racing 2015 menggeber mobil balapnya di jalanan ibu kota Malaysia.
ANDI EKA PRASETIA FOR JAWA POS SIRKUIT DADAKAN: Peserta Kuala Lumpur City Racing 2015 menggeber mobil balapnya di jalanan ibu kota Malaysia.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia