RS Salah Tangani, Balita Tak Tertolong
PAMEKASAN – Layanan Rumah Sakit (RS) Larasati dikeluhkan. RS swasta yang berlokasi di Jalan Mandilaras, Pamekasan, itu dianggap tidak memberikan layanan secara optimal. Seorang pasien balita meninggal dunia setelah empat hari rawat inap.
Menurut Nurullah, warga Desa Tattangoh, Kecamatan Proppo, garagara layanan yang tidak maksimal, nyawa putrinya yang belum genap setahun, Madu, tidak tertolong.
Nurullah menjelaskan, Rabu pekan lalu (12/8) sekitar pukul 10.00 dirinya membawa Madu ke RS Larasati karena sakit dengan gejala panas dingin. Saat itu Madu tidak ditangani dokter spesialis anak. ”Kamis (13/8) saya datangi dr Iri Agus Subaidi di rumahnya. Saya protes karena dokter spesialis anak yang diminta tidak kunjung datang,” terangnya kemarin (18/8).
Akhirnya dr Gatot selaku dokter spesialis anak memeriksa. Setelah cek laboratorium, Gatot menyatakan bahwa Madu menderita tifus. Jumat (14/8), kondisi Madu memburuk sehingga mendapat bantuan oksigen.
Gatot lantas kembali memeriksa. Nurullah ingin anaknya dirujuk ke RS di Surabaya. Namun, Gatot justru meyakinkan bahwa hal itu tidak perlu. ”Semuanya normal. Nggak ada masalah,” ungkap Nurullah menirukan keterangan Gatot kepada istrinya.
Jumat malam Madu sesak napas. Pihak RS Larasati lantas menyatakan Madu harus dirujuk ke ICU RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Yang bikin Nurullah kesal, pihak RS Larasati tidak langsung membawa anaknya ke RSUD. Alasannya, keluarga pasien belum melunasi biaya opname. ”Saya langsung membayar Rp 5.500.000,” cetus Nurullah.
Setiba di RSUD, Madu langsung ditangani secara intensif. Nurullah kaget setelah dokter jaga RSUD membeberkan kondisi Madu. Berdasar hasil pemeriksaan lab, Madu mengalami komplikasi, termasuk infeksi paru-paru. Sekitar 30 menit kemudian, Madu mengembuskan napas terakhir. Dokter jaga RSUD mengatakan, pasien terlambat dirujuk dan terjadi kekeliruan penanganan.
Direktur RS Larasati dr Indri Widiyanti mengungkapkan, molornya proses rujuk itu disebabkan pihaknya kesulitan menghubungi RSUD. Sebelum pasien dirujuk, pihaknya harus menghubungi RSUD. ”Untuk memastikan ada atau tidak ruangan untuk rawat inap. Seandainya langsung merujuk dan tidak ada tempat, kami disalahkan,” papar Indri. (man/mam/c9/dwi)