Jawa Pos

Favorit, Baru Ada di Jakarta

Tren mengoleksi batu mulia ikut memengaruh­i gairah bisnis pada industri jasa keuangan. Yang dilakukan PT Pegadaian, BUMN yang sejak 2010 menyediaka­n layanan jasa sertifikas­i batu mulia, misalnya. Layanan Sertifikas­i Batu Mulia di Pegadaian

-

JASA sertifikas­i batu mulia dilakukan dalam sebuah laboratori­um bernama G-Lab. G-Lab atau Gemology Laboratori­um berisi berbagai peralatan khusus untuk mengukur kualitas sebuah batu mulia. G-Lab berisi para gemologist yang mampu meneliti batu mulia secara ilmiah. Misalnya meneliti spesies, varietas, tingkat rekayasa, dan kejernihan serta membedakan batu mulia yang asli dan yang palsu.

”Bisa sertifikas­i dan konsultasi. Ini penting. Sebab, banyak orang asal beli dan mengoleksi batu mulia, tapi tidak tahu yang dia beli itu berkualita­s atau tidak,” tutur Kepala Kantor Wilayah Pe- Dilakukan di Gemology Laboratori­um (G-Lab) Sertifikas­i bertujuan mengukur kualitas batu mulia. Proses sertifikas­i dilakukan gemologist. Selain sertifikas­i, ada layanan konsultasi dan rechecking. Sertifikat berstandar internasio­nal dari Gemologica­l Institute of America. Saat ini hanya ada di kantor pusat Pegadaian di Jakarta. gadaian Surabaya Ngadenan Senin (10/8). Rata-rata per bulannya minimal ada seratus nasabah yang menggunaka­n jasa sertifikas­i tersebut.

G-Lab juga bisa digunakan untuk pemeriksaa­n ulang atau rechecking. Yakni untuk melihat apakah sertifikat yang diterbitka­n sebelumnya telah sesuai dengan kualitas aslinya atau tidak. Pegadaian sendiri mempunyai gemologist yang akan memberikan sertifikat berstandar internasio­nal dari Gemologica­l Institute of America (GIA). Para tenaga ahli itu dilatih khusus di luar negeri seperti Thailand dan Belgia.

Menurut Ngadenan yang membawahka­n Pegadaian Wilayah Jawa Timur ( Jatim), kebutuhan akan sertifikas­i batu mulia sangat penting. Terutama untuk orangorang yang menggunaka­n batu mulia sebagai investasi.

”Batu mulia kan ibarat lukisan. Jadi, investasin­ya tidak terlalu kelihatan. Kalau mau dijual, selama batu itu punya sertifikat, kan nilai tawarnya lebih bagus. Beda sama emas lantakan yang ukurannya pasti dan ada sertifikat­nya sejak kali pertama membeli,” paparnya.

Ngadenan menambahka­n, mayoritas nasabah yang menggunaka­n jasa sertifikas­i tersebut adalah kalangan menengah ke atas. Misalnya kolektor permata atau batu-batuan lain yang memang punya batu mulia bukan untuk tujuan modal usaha. G-Lab sendiri saat ini masih ada di kantor pusat PT Pegadaian di Jakarta.

”Untuk Jatim, kami masih mengajukan ke pusat agar bisa didirikan G-Lab. Karena potensi pasarnya masih sangat bagus,” lanjutnya. Berapa potensi nasabah yang bisa didapat dengan pengadaan jasa itu, Ngadenan belum berani berestimas­i. Sebab, dia masih harus melihat keadaan pasar sekaligus mempersiap­kan infrastruk­tur yang tidak murah.

Di luar G-Lab, nasabah juga bisa mengetahui kualitas batu mulianya lewat jasa taksiran. Namun, sifat jasa taksiran tersebut hanya menaksir, bukan memberikan sertifikat. Jasa taksiran juga hanya bisa digunakan untuk mengetahui nilai batu mulia yang memang sudah umum diketahui masyarakat, misalnya batu permata. (rin/c9/agm)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia