Bus AC-Menu Indonesia Sambut Calon Haji
Jamaah Diimbau Tak Bawa Bekal Banyak
MAKKAH – Persiapan penyambutan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi sudah dilakukan maksimal. Kementerian Agama (Kemenag) sudah mempersiapkan segala sesuatu agar kedatangan 15.200 calon haji melalui dua bandara berjalan lancar. Pada kelompok terbang (kloter) yang dijadwalkan tiba 21 Agustus, jamaah akan terbang langsung ke bandara Madinah, Bandara Internasional Amir Mohammad bin Abdul Aziz.
”Semua sudah didari Makkah siapkan untuk menyambut jamaah. Baik fasilitas bandara maupun kesiapan petugas untuk mengurai kemungkinan penumpukan jamaah,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil sesaat sebelum memberangkatkan 319 petugas haji (panitia penyelenggara ibadah haji/PPIH) Arab Saudi di Jakarta Senin (17/8).
Jawa Pos yang mengikuti rombongan PPIH memantau, para petugas tersebut tiba di Jeddah sekitar pukul 21.30 waktu Saudi. Setelah itu diperlukan kira-kira hampir empat jam untuk pengurusan imigrasi dan bagasi. Berdasar pengalaman tersebut, jamaah yang akan terbang ke Saudi diharapkan menyimpan energi selama perjalanan, yaitu dengan beristirahat yang cukup saat di pesawat.
”Jangan bawa macam-macam. Termos, rice cooker, dan jangan bawa pakaian terlalu banyak. Di sini bisa beli. Makanannya juga sudah disiapkan pemerintah. Jadi, para jamaah konsentrasi saja pada pelaksanaan ibadah haji,” saran Kepala Satuan Operasi Armina Abu Haris.
Laporan
ENDRAYANI DEWI
Haris kemarin juga sudah berada di Makkah. Dia sempat mengangkat koper seorang petugas dan terheran-heran dengan banyaknya barang yang dibawa petugas. ” Nggak usah bawa banyak barang,” tutur Haris sambil tersenyum.
Pernyataan Haris tidak berlebihan. Sebab, ibadah haji memerlukan mobilitas yang tinggi sehingga jamaah tidak perlu membawa banyak barang dari tanah air. Terlebih, kebutuhan makan jamaah sudah disiapkan pemerintah.
Saat di Jeddah dan Madinah kemarin, menu yang disuguhkan sangat sesuai dengan lidah Indonesia, misalnya kari ayam, telur, dan mi. ”Tahun ini semua perusahaan penyedia konsumsi harus menyediakan menu Indonesia. Ada chef khusus yang menimbang dan merasakan makanan sebelum disajikan ke jamaah,” ujar Djamil.
Sementara itu, untuk transportasi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin telah melakukan uji coba bus salawat yang membantu mobilisasi jamaah dari enam wilayah pemondokan ke Masjidilharam. Wilayah tersebut adalah Mahbas Jin, Raudhah, Aziziah, Syisyah, Jarwal, dan Misfalah.
Jawa Pos juga menggunakan bus salawat saat tiba di Jeddah dan diantar ke Madinah yang ditempuh selama dua jam. Kondisi bus salawat sangat bagus. AC yang kencang bisa meredakan panas suhu di luar bus yang mencapai 46 derajat Celsius.
Situasi di Makkah memang belum ramai. Jamaah dari seluruh dunia yang melaksanakan umrah belum padat. Namun, para jamaah sudah mulai berdatangan di bandara Jeddah dan melakukan umrah. Diperkirakan, pada 21 Agustus mendatang kondisi Makkah sudah mulai sesak. Sebab, jamaah haji kloter pertama Indonesia sudah mendarat di Madinah. (*/c9/kim)