Pencak Silat Pamer Kemampuan di Korsel
SURABAYA – Tim pencak silat Jatim berkesempatan unjuk gigi dalam event akbar 17th Chungju World Martial Arts Festival 2015 di Chungju, Korea Selatan (Korsel), pada 22–30 Agustus. Kali ini, perguruan silat Perisai Putih akan mewakili Indonesia di ajang tahunan tersebut.
Delapan pesilat yang terdiri atas empat pesilat putri dan empat pesilat putra telah disiapkan untuk memamerkan kemampuan mereka di yang mengambil lokasi di UN Peace Park Chungju-si, Chungcheongbuk-do, itu. Namun, bukan nomor tarung yang akan mereka pamerkan, melainkan nomor seni.
’’Karena ini sifatnya festival kebudayaan, mereka mintanya untuk silat yang seni. Makanya, sejak awal Februari, kami siapkan atlet khusus seni,’’ terang Sekjen Perisai Putih Yayuk Padmi Rahayu kemarin (18/8).
Yayuk yang juga mantan pesilat nasional era 80-an itu mengatakan, Indonesia diundang dalam festival tersebut lantaran memiliki seni bela diri asli, yakni pencak silat. Nah, Korsel sendiri telah menahbiskan diri sebagai pusat seni bela diri dunia.
Dengan demikian, sejak 2009, Korsel telah membangun sebuah taman yang dinamakan UN Peace Park sebagai lokasi digelarnya event akbar festival dunia seni bela diri setiap tahun. Awalnya, hanya 15 negara yang berpartisipasi. Lambat laun semakin banyak negara yang ikut serta dalam event untuk saling bertukar kebudayaan antarbangsa tersebut.
Selain Indonesia dan Korsel sebagai tuan rumah, ada 31 negara lain yang bakal unjuk gigi. Di antaranya, Australia yang memamerkan tai-kin-jeri, Brasil ( capoeira), Amerika Serikat ( soldier cannon), Bulgaria ( Bulgarian kempo), Prancis ( savate), India ( kalari), Jepang ( iaido), Belanda ( hwaran mudosul), dan Thailand (muay thai).
’’Kami sangat bangga bisa diundang secara langsung oleh Korsel. Dengan keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut, pencak silat sebagai budaya asli Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia,’’ tutur perempuan 59 tahun itu.
Tahun lalu, Indonesia juga ikut serta di Chungjun. Saat itu, IPSI Kalimantan Selatan yang berkesempatan unjuk kemampuan. Namun, entah mengapa, lanjut Yayuk, tahun ini minat IPSI dari beberapa daerah untuk mengikuti event tersebut jauh berkurang.
’’Kalau mau ke sana, memang harus sedia uang tiket pergi pulang. Nanti, kalau sudah sampai, Korsel yang akan menanggung semua akomodasi selama di sana. Tetapi, mungkin karena keterbatasan dana, IPSIIPSI lain tidak bisa mengirimkan wakilnya,’’ beber perempuan yang juga anggota Komisi E DPRD Jatim itu. (okt/c17/ko)