ITS Peringkat Ke-5, Unair Peringkat Ke-8
SURABAYA – Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek-Dikti) merilis data pertama pemeringkatan perguruan tinggi negeri (PTN). Data tersebut disampaikan saat Upacara 17 Agustus di Kemenristek-Dikti pada Senin (17/8). Hasilnya, dua PTN di Surabaya masuk sepuluh besar. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapatkan peringkat ke-5, sedangkan Universitas Airlangga (Unair) harus puas berada di peringkat ke-8.
Peringkat pertama sampai keempat diduduki Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Indonesia (UI) ( selengkapnya lihat grafis). Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD menyatakan, ada empat komponen yang digunakan Kemenristek-Dikti dalam menentukan peringkat PTN tersebut
’’Semua komponen mempunyai peringkat sendiri-sendiri, lalu diakumulasikan menjadi satu,’’ jelas guru besar jurusan teknik lingkungan itu.
Penilaian pertama dilihat dari kualitas SDM. Untuk komponen tersebut, ITS mendapatkan peringkat ke-7. Yang dimaksud SDM adalah dosen dan tenaga kependidikan. Komponen kedua ialah penilaian dalam bidang manajemen organisasi. Yakni, mendapatkan peringkat ke-3. Penilaian ketiga, bidang kemahasiswaan. ITS mendapatkan ranking ke-2. Penilaian kualitas mahasiswa diukur berdasar kegiatan akademis dan nonakademis. Misalnya, yang paling menonjol adalah intensitas mahasiswa ITS dalam meraih prestasi, khususnya prestasi internasional.
Komponen terakhir, segi kualitas riset dan publikasi. Untuk komponen itu, ITS mendapatkan peringkat ke-9. ’’Sebenarnya, untuk komponen terakhir ini, saya heran. Sebab, riset dan publikasi kami sangat banyak dari tahun ke tahun,’’ ucapnya. Bila semua komponen tersebut digabungkan, ITS mendapatkan peringkat ke-5.
Di antara semua poin penilaian, Joni paling setuju dengan bidang kemahasiswaan yang mendapatkan peringkat ke-2. Sebab, selama ini banyak prestasi ITS yang dikenal lewat tim mobil listrik, sapu angin, dan berbagai prestasi lainnya. Pemeringkatan tersebut dilihat dari data setahun ke belakang. Joni mengaku akan menjadikannya sebagai acuan target ke depan. ’’Tahun depan harus naik, ini tantangan untuk saya,’’ tuturnya.
Sementara itu, Unair harus legawa menduduki peringkat kedelapan sebagai PTN terbaik versi Kemenristek-Dikti. Rektor Unair Prof Dr Moh. Nasih SE MT Ak menjelaskan, hasil pemeringkatan itu bisa digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki diri. Dia semakin optimistis Unair dapat melaju kencang untuk meningkatkan peringkat.
Dia mengakui bahwa aspek yang dinilai dalam penentuan peringkat memang beragam. Mulai prestasi mahasiswa hingga kinerja dosen. Dari hasil tersebut, Nasih memprediksi, nilai Unair yang kurang terdapat pada aspek penelitian serta jumlah doktor di Unair. ”Publikasi penelitian harus lebih ditingkatkan. Jumlah doktor di Unair juga perlu ditambah meski sekolah doktor butuh waktu lama. Tidak cukup satu atau dua tahun saja,” ungkap guru besar fakultas ekonomi dan bisnis tersebut.
Nasih juga mengatakan sudah memiliki langkah cepat dalam memperbaiki peringkat. Salah satunya memperbaiki rasio dosen dan mahasiswa. Dengan begitu, kualitas proses pembelajaran di Unair semakin berkualitas. ”Kami akan terus melakukan perbaikan untuk peningkatan,” imbuhnya.
Dengan langkah itu, Nasih optimistis tahun selanjutnya peringkat Unair versi KemenristekDikti bisa naik. ”Saya yakin nanti tahun depan lebih baik. Target bisa peringkat ketiga atau keempat terbaik di Indonesia,” tegasnya. (bri/ina/c7/c20/fat)