Jawa Pos

Modal Saya Bukan Uang

Membedah Harta Para Bakal Calon Bupati Sidoarjo (1) Kredibilit­as dan popularita­s menjadi modal penting dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Namun, kekuatan finansial alias kekayaan juga sering kali tidak bisa diabaikan untuk mendulang suara.

-

EMPAT bakal calon bupati maju berebut kursi Sidoarjo 1. Mereka adalah Saiful Ilah, Hadi Sutjipto, Utsman Ihsan, dan Warih Andono. Di antara empat nama itu, Saiful yang merupakan calon incumbent disebut-sebut sebagai kandidat kuat. Selain populer, Saiful didukung kekuatan modal yang relatif gendut.

Berdasar data laporan harta kekayaan penyelengg­ara negara (LHKPN) yang didapat Jawa Pos, total harta Saiful mencapai Rp 28,2 miliar. Selain itu, dia memiliki harta dalam bentuk uang asing sebanyak USD 254.451. Angka itu sesuai dengan LHKPN yang dikeluarka­n Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK) tertanggal 22 Oktober 2013.

Yang tercatat paling banyak adalah harta tak bergerak. Jumlahnya mencapai Rp 19,6 miliar. Harta tak bergerak terdiri atas tanah dan bangunan sebanyak 29 item. Tanah dan bangunan tersebut tidak hanya berlokasi di wilayah Sidoarjo, tapi juga Pasuruan, Batu, dan Surabaya.

Ada juga harta bergerak. Dari daftar itu, Saiful tercatat memiliki sembilan mobil. Antara lain, dua Toyota Kijang, Honda Accord, dua Mercedes-Benz, Toyota Corolla, dan Jaguar keluaran 2000.

Ada juga lima item tambak dengan nilai Rp 661 juta dan logam mulia seharga Rp 440 juta. Saiful juga memiliki giro Rp 6,6 miliar.

Namun, dibandingk­an dengan LHKPN sebelumnya tertanggal 28 April 2010, jumlah kekayaan Saiful menyusut ( selengkapn­ya lihat grafis).

Dengan jumlah itu, tampaknya, Saiful tercatat sebagai bakal calon bupati Sidoarjo paling kaya dibanding tiga calon lain. Ketika dikonfirma­si, Saiful pun tidak menampik. ’’Saya tidak tahu persis jumlahnya. Semua ditangani manajemen saya di PT Malik Ibrahim 45. Yang jelas, saya memiliki banyak tambak dan perusahaan,’’ tuturnya.

Selama menjabat Wabup Sidoarjo dua periode (2000–2010) dan bupati Sidoarjo lima tahun terakhir (2010–2015), Saiful mengaku tidak pernah cawe-cawe lagi. Bapak tiga anak itu menegaskan konsentras­i penuh ke tugas di pemerintah­an. Urusan kekayaan menjadi tanggung jawab manajemen perusahaan­nya.

’’ Yang jelas, semua kekayaan itu saya masukkan LHKPN,’’ terang ketua DPC PKB Sidoarjo tersebut.

Laporan itu diserahkan anak buahnya. Saiful sudah meminta laporannya secara utuh. Tidak ada yang dikurang-kurangi. ’’Surat tanda terima LHKPN itu saya serahkan ke KPU Sidoarjo,’’ imbuhnya.

Saiful mengakui bahwa dirinya terbilang sudah berkecukup­an. Tapi, dia tidak mengandalk­an modal kekayaan itu untuk bisa memenangka­n pilkada nanti. ’’Modal saya bukan uang,’’ tegas Saiful.

Pria yang maju dengan Nur Ahmad Syaifuddin itu menjelaska­n, modalnya adalah investasi selama 15 tahun terakhir. ’’Uang bukan ukuran. Tapi, investasi saya selama tiga periode itulah yang menjadi modal,’’ ujarnya.

Investasi yang dimaksud Saiful itu berkaitan dengan program-program kerjanya yang bersinggun­gan langsung dengan masyarakat. Mulai pembanguna­n infrastruk­tur, jaringan air bersih, pelayanan perizinan dan kesehatan yang baik, bantuan hibah, serta rajin menyambang­i kantongkan­tong masyarakat.

Dengan itu, Saiful yakin masyarakat Sidoarjo akan memilih dirinya. ’’Masyarakat bisa menilai sendiri siapa yang terbaik di antara kami. Satu hal lagi, siapa di antara kami yang asli Sidoarjo. Saya yakin orang Sidoarjo akan memilih orang Sidoarjo asli,’’ kelakarnya. (fim/c17/hud)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia