Jawa Pos

Jadilah Wakil Rakyat yang Baik dan Benar

-

INGIN rasanya mendengar kabar gembira dan membanggak­an dari gedung parlemen. Tapi, apa daya, yang tersaji justru cerita-cerita miring yang membuat kita mengelus dada. Kabar terbaru dari DPR adalah kengototan para wakil rakyat itu memuluskan megaproyek senilai Rp 1,5 triliun.

Sejatinya, tidak ada yang salah dari rencana pembanguna­n tujuh proyek di kompleks parlemen. Ada museum, perpustaka­an, aula demokrasi, dan ruang pusat kajian hukum. Seperti lembagalem­baga lain di negeri ini, DPR juga berhak mengajukan anggaran untuk pembanguna­n di wilayah kerjanya. Peningkata­n fasilitas diharapkan memacu kinerja para anggota DPR.

Masalahnya, yang terjadi di lapangan tidak seperti yang diharapkan. Sebut saja kinerja DPR terkait dengan program legislasi nasional (prolegnas). Di antara 39 prolegnas prioritas 2015, hanya dua yang sudah berhasil menjadi produk hukum. Padahal, saat ini sudah mendekati pengujung tahun. Hanya tersisa empat bulan sebelum memasuki tahun baru. Hampir pasti target penyelesai­an 39 prolegnas tidak tuntas tahun ini.

Lantas, dengan kinerja seperti itu, masih pantaskah DPR mengajukan anggaran triliunan rupiah untuk kenyamanan ruang kerja mereka? Kita masih ingat bagaimana DPR periode sebelumnya mengajukan proyek pembanguna­n gedung anyar senilai Rp 1,7 triliun. Setelah ramai menjadi perbincang­an publik, proyek tersebut akhirnya ditolak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak memberikan lampu hijau.

Usut punya usut, Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK) menemukan kajian potensi kerugian negara hingga Rp 500 miliar dari proyek tersebut. Tanpa bermaksud menuduh, bukan tidak mungkin aroma skandal serupa terjadi dalam proyek kali ini. Harus ada kajian mendalam sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak usul tujuh proyek mercusuar tersebut.

Lebih baik anggota DPR berintrosp­eksi. Sambil menunggu kepastian jadi tidaknya proyek tersebut, lebih elok jika para wakil rakyat itu berkaca sejenak. Sudahkah mereka sungguhsun­gguh bekerja untuk rakyat yang mereka wakili? Sudahkah mereka memenuhi janjijanji­nya saat kampanye lalu?

Tingkat ’’kemalasan’’ anggota DPR sebenarnya terlihat dari lambannya kerja mereka terkait dengan prolegnas. Belum lagi jika kita melihat begitu banyaknya kursi anggota dewan yang melompong saat sidang-sidang yang membahas nasib rakyat.

Sedih rasanya mendapati kenyataan bahwa kondisi di parlemen kita sekarang ternyata sama dengan lirik lagu Iwan Fals.

Di kantong safarimu kami titipkan Masa depan kami dan negeri ini Dari Sabang sampai Merauke Saudara dipilih bukan dilotre Meski kami tak kenal siapa saudara Kami tak sudi memilih para juara Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha... (*)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia