Cabai Rawit Melonjak
SURABAYA – Harga cabai rawit terus melejit. Berdasar survei pemantauan harga (SPH) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim), hingga minggu ketiga Agustus 2015, inflasi cabai rawit mencapai 64,81 persen. Rupanya, kenaikan harga cabai rawit masih belum berhenti.
Namun, BI mengimbau masyarakat agar tidak khawatir. Sebab, kontribusi cabai rawit terhadap total inflasi hanya sedikit. ”Sumbangan cabai rawit ke inflasi hanya 0,07 persen,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Benny Siswanto kemarin (21/8).
Cabai memang menjadi salah satu komoditas dalam kategori volatile food yang harganya naik. Kenaikan harga itu terjadi sejak seminggu yang lalu dan sampai minggu ini kenaikan tersebut masih berlangsung.
Selain cabai rawit, daging ayam ras dan daging sapi mengalami kenaikan harga. Namun, kenaikannya tidak sedrastis cabai rawit. Daging ayam ras mengalami inflasi 6,68 persen dan daging sapi hanya 0,95 persen.
”Daging ayam ras dan daging sapi juga sumbangannya kecil, masing-masing hanya 0,08 persen dan 0,01 persen. Untuk daging sapi, Jatim termasuk beruntung karena pasokan daging kita bagus, bahkan surplus. Kita tidak seperti Jawa Barat dan provinsi lain yang inflasi daging sapinya sangat tinggi,” lanjut Benny.
Survei juga menyebutkan, inflasi Jatim hingga minggu ketiga Agustus 2015 sudah menyentuh angka 0,24 persen. Inflasi volatile food masih menjadi kontributor tertinggi, yakni 0,3 persen. Sebaliknya, inflasi administered price minus 0,06 persen. Untuk core inflation, inflasinya masih nol persen. (rin/c10/tia)