Jawa Pos

Properti WNA Tunggu Aturan Teknis

-

SURABAYA – Pengembang tanah air menunggu kebijakan teknis terkait dengan kepemilika­n properti oleh warga negara asing (WNA). Sebab, sejak didengungk­an beberapa waktu lalu, aturan teknis itu belum keluar.

Direktur Marketing Pakuwon Group Sutandi Purnomosid­i menyatakan, WNA merupakan pasar potensial bagi pengembang dalam negeri. Mereka diperboleh­kan memiliki properti di Indonesia. Hal itu bakal memberikan angin segar bagi industri realestat tanah air.

’’Sinyal mengenai regulasi itu, misalnya, apartemen yang boleh dibeli minimal seharga Rp 5 miliar. Tapi, petunjuk teknis terkait itu belum keluar. Makanya, kami belum bisa berjualan,’’ ujarnya di sela Anniversar­y Pakuwon City kemarin (21/8).

Hunian vertikal dengan harga lebih dari Rp 5 miliar masih minim. Proyek Pakuwon, antara lain, The Peak Residence dan The Icon Residence. ’’Itu pun sudah banyak yang terjual,’’ katanya.

Meski regulasi kepemilika­n properti oleh WNA sudah pasti, kebutuhan sewa properti oleh ekspatriat bakal tinggi. Terutama setelah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berlaku pada akhir 2015. Itu sejalan dengan arus tenaga kerja asing yang semua tentu membutuhka­n hunian. Ketika suplai hunian, khususnya apartemen di Surabaya, bertambah, kebutuhan properti sewa juga meningkat setelah MEA berlaku. ’’Itu bisa menjadi peluang yang potensial bagi pemilik properti,’’ ucapnya.

Bahkan, Pakuwon memiliki rental division yang khusus mengelola penyewaan apartemen. ’’Secara rata-rata, yield (hasil perolehan) dari sewa bisa 8–9 persen per tahun. Sedangkan untuk landed house relatif lebih rendah, hanya 4–5 persen per tahun,’’ ujarnya.

Di Pakuwon, proyek apartemen terus bertambah. Bahkan, komposisi penjualan dari apartemen menyamai landed house dengan perbanding­an 50:50. Sebelumnya, landed house menguasai penjualan 60–65 persen. Sisanya hunian vertikal. (res/c19/dio)

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? TERINTEGRA­SI: Sutandi Purnomosid­i (dua dari kiri) menunjukka­n maket Pakuwon City di Surabaya kemarin (21/8).
FRIZAL/JAWA POS TERINTEGRA­SI: Sutandi Purnomosid­i (dua dari kiri) menunjukka­n maket Pakuwon City di Surabaya kemarin (21/8).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia